Saturday, May 31, 2014

TURKEY : Uludag-Bursa, Where April's Spring Feels Like Winter

Friday, April 11, 2014

Bursa, early morning..
Setelah 7 jam perjalanan, bus tiba di Bursa otogar pukul 06.30. Masih sangat pagi dan cuaca terasa sangat dingin, mata pun masih mengantuk. Kali ini tidak ada petugas KamilKoc yang menawarkan shuttle bus menuju penginapan. Saya berniat menghubungi kontak apartemen yang kami sewa di Bursa karena menurut email yang saya dapat, mereka akan menjemput ke bus station. Yup, di kota ini kami tidak menginap di hotel atau hostel, melainkan menyewa sebuah apartemen melalui booking.com. Apartement fully furnished 4 kamar seharga 75 euro semalam. :)

Sasaran penolong pertama adalah kantor KamilKoc, kami bermaksud meminjam telefon untuk menghubungi pengelola apartement. Sayangnya petugas disini tidak paham sepenuhnya Bahasa Inggris, mereka kesulitan untuk menerima informasi yang kami tanyakan. Saat kami menunjukkan bukti booking (maksudnya menunjukkan alamat dan no telefon) mereka (dengan bahasa seadanya dan isyarat) said that we should took a yellow bus. Kami juga mencoba menanyakan perihal pemesanan tiket bus untuk ke Istanbul esok hari. Namun mereka bilang bus ada setiap 30 menit, jadi tidak perlu pesan dari sekarang.

Menyerah, akhirnya kami duduk-duduk saja sembari mencari makanan. Ntri pun mencoba meminta tolong information center untuk menghubungi apartment, namun jawabannya juga sama "take the yellow bus number 38". Hmmm okay, kembali duduk..

Beberapa waktu kemudian, Opet datang bersama seorang pria muda Turki dan menanyakan nomer telefon yang bisa dihubungi. Ternyata beliau adalah petugas KamilKoc, yang mau meminjamkan handphone nya. Waaaah memang yaa pesona Opet, tidak diragukan ;D

Waktu masih menunjukkan pukul delapan kurang. Nomor telefon yang terterta di lembar booking tidak menjawab panggilan. Kantornnya masih tutup kah? Lalu saya membuka email-email balasan dari mereka yang terdapat beberapa no hp pribadi sang penjawab email. Semua dicoba. Alhamdulillah satu menjawab, Kara, the reservation manager. Tampaknya dia juga belum sampai kantor, karena dia mengatakan akan menghubungi kantor dan menelefon kembali nanti.
10-15 menit kemudian sang petugas KamilKoc (lupa ga nanya namanya) menghampiri saya memberikan telefon dari Kara. Kata Kara, kami baru bisa check in pukul 11, dan mobil jemputan pun baru bisa berangkat pukul 10. Wah masih lamaaa.. Karena bosan di otogar akhirnya kami memutuskan untuk take the yellow bus dan menunggu di sana saja.

Di luar dingin sekaliii dan gerimis ringan. Tempat membeli tiket bus dan tempat menunggu bus untungnya tidak jauh, namun bus tak kunjung datang, brrrrrr.... Harga tiket bus kuning 2TL/orang..

Singkat cerita, akhirnya bus tiba dan saya menunjukkan peta apartment kepada sang supir agar berhenti di tempat yang dimaksud. Berbekal dengan pemahaman peta singkat oleh Andre dan Radit dan kepercayaan penuh pada supir bus, we're heading to central Bursa!!

Karena masih pagi bus ramai akan penumpang yang akan berangkat bekerja atau sekolah. Kota Bursa pun ramai, baik dari penduduknya yang tampak, dan tata kota nya yang terlihat seperti kota besar, walaupun bangunannya banyak yang terlihat sudah tua. Di tengah jalan saya seperti melihat kumpulan bangunan tinggi berwarna kuning yang mirip apartemen yang kami sewa (menurut foto di website). Tapi supir bus diam saja dan saat saya datangi beliau bilang, masih belum. Perjalanan berlanjut lagi, bagian kota yang ramai sudah terlewati, sekarang wilayahnya relatif lebih sepi. Tak lama kemudian supir bus memberikan kode kalau next stop adalah tempat pemberhentian kami. Beliau memberikan arahan jalan singkat, lalu kemudian kami turun dan berterima kasih.

Okey kami lost disini. Kami bertanya pada petugas pom bensin, pemilik toko, seorang bapak di jalan yang mengira saya dan Andre orang Pakistan (bener kok Pak, Kakek saya Pakistan :p), orang-orang yang lewat, akhirnya sampailah di kompleks apartemen berwarna kuning. Kami mencari gedung D5 sesuai yang tertera di lembar booking, dan masuk kedalamnya.

Lantai dasar, berisikan lemari-lemari kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kunci dan sebagai kotak pos. Berikutnya ada pintu masuk yang di dalamnya terdapat lift. Hanya ada 1 orang, yang nampaknya adalah penghuni, tapi tidak mengerti bahasa inggris. Saya mengirim sms ke Kara, mengatakan kalau kami sudah tiba di depan apartment. Khawatir sms tidak terkirim karena masalah pulsa, tapi ternyata tak lama Kara membalas, kalau akan ada seseorang yang akan datang membantu kami dalam 10 menit. :)


outside apartment (photo by Radit)

the lockers (photo by Radit)

10 menit kemudian, setelah sebelumnya ge er ada yang menghampiri padahal bukan menghampiri kami, melainkan keluarga yang baru turun dari lift, datanglah mobil dengan tulisan Longtourism. Kali ini saya yakin, karena itulah nama agen travel penyedia apartment ini. Seorang pria, yang benar dari Longtourism, mengantarkan kami ke kamar di lantai 13.  Berbeda dengan nomor kamar yang dituliskan di lembar booking, tapi tak apalah. Begitu masuk ke dalam kami semua terpukau. Apartment-nya homey dan nyaman sekali (walaupun ada sedikit bau-bau aneh di dapur). Apartment ini terdiri dari 3 kamar, 1 kamar mandi dalam, 1 toilet, 1 kamar mandi+ruang cuci, dapur, ruang keluarga+meja makan, dan ruang duduk-duduk. Luass dan perabotannya sangat memadai. happy banget!!!

Saya, Opet, dan Ntri mengambil kamar tidur utama dengan kamar mandi di dalam. Kasurnya hanya 1 king size but it's okay tidur ber3 :) Melihat mesin cuci saya dan Opet langsung berinisiatif untk mencuci celana jeans kami, dengan sabun cuci yang dibeli di Cappadocia, mencuci dimulai.

Apartment juga dilengkapi koneksi wifi yang lumayan kenceng. Saya mencoba menghubungi Kara lagi via WhatsApp untuk menanyakan mengenai tour. Rencana kami hari ini adalah main ski di Uludag. Daerah pegunungan di wilayah Bursa yang memiliki ski resort dan ramai saat winter. Sayangnya, saat ini salju sudah tidak memungkinkan untuk ski, karena tidak cukup tebal. But, we still wanna go to Uludag to see the snow.

Kara menawarkan penyewaan mobil untuk Uludag dan Bursa sightseeing plus guide, Mercedes Vito, 350TL. Selanjutnya Radit lah yang berdiskusi dengan Kara via WA perihal tempat-tempat yang kami kunjungi, yup Bursa adalah bagian 'ome-ome' Radit. Semua setuju, dan pukul 13.00 atau kurang lebih 1 jam dari sekarang kami akan berangkat.

Satu jam kemudian Kara mengabarkan kalau mobil yang menjemput kami sudah berangkat dari kantor, serta memberitahukan nama dan nomor telefon guide. Kami bergegas turun, walaupun saya dan Opet heran kenapa mesin cuci sejak tadi belum selesai juga mengerjakan pekerjaannya. Akhirnya kami tinggalkan saja. Di bawah mobil, driver, dan guide sudah menunggu. Guide kami bernama Halit dan dia sangat suka merokok. Saat baru akan memasuki mobil, Opet baru ingat belum membawa payung, ya karena saat ini hujam gerimis kembali turun. Radit juga baru tersadar kalau hp nya ketinggalan karena masih di-charge. Akhirnya Opet dan Ntri kembali ke atas mengambil hp Radit dan payung transparan yang dibeli di Goreme.

Karena hari sudah siang, menurut Halit kami sebaiknya ke Uludag terlebih dahulu baru setelah itu exploring Bursa. Hujan semakin deras di perjalanan. Halit sempet mengajak kami berhenti sebentar di sebuah mini market di atas, dimana kami dapet melihat Bursa city view from above. Namun karena hujan, sulit untuk mendapatkan foto yang bagus. Ntri dan Andro mampir ke dalam minimarket membeli Tutku biscuit dan air mineral.

Perjalanan dilanjutkan, menaiki gunung, jalan berliku, hujan, kabut tebal. Untung kami meyewa mobil+driver, kalau pergi sendiri dengan kendaraan umum sepertinya sangat sulit di cuaca seperti ini. Makin keatas kabut menipis, menyuguhkan pemandangan indah pegunungan. Daun-daun berwarna-warni menghiasi lereng-lereng gunung. Disini belum tampak salju, tapi udara sudah semakin dingin, walaupun mobil sudah dilengkapi pemanas. Selama perjalanan kami ditemani lagu-lagi dari playlist Halit, lagu-lagu yang familiar di telinga kami. Sesekali Halit memperdengarkan lagu Turki yang sedang hits saat ini. Nantinya di perjalanan turun, lagu di iPhone saya menjadi playlist di dalam mobil dan kami memperdengarkan lagu 'Tulus- Teman Hidup' kepada Halit :D

Salju mulai terlihat, di pepohonan di tepi jalan. Kami semua excited melihat salju. Maklum baru pertama kali... Eh buat saya bukan yang pertama sih :p hehehe tapi tetap saja semangat. Hujan air berubah jadi butiran hujan salju. Di luar pasti dingin ssekali, brrrrr.... tapi tetap semangat untuk main saljuu..

Sampai sudah di lokasi Uludağ National Park, kanan kiri putih semua. Mobil parkir dan kami turun untuk menuju ke atas. Untuk naik ke atas dapat menggunakan semacam cable car terbuka dengan biaya 10TL sekali jalan. Untuk pulang pergi diperlukan 20TL. Mengenai cable car, sebetulnya ada juga cable car besar dengan rute Bursa - Uludağ, namun sedang dalam perbaikan sampai waktu yang belum ditentukan. Cable car terbuka ini seperti kereta gantung untuk menuju lintasan ski, berupa kursi berkapasitas dua orang, dan terbuka. Andre dan saya naik duluan, diikuti Andro dan Ntri, lalu Radit dan Opet. Halit menunggu di bawah. Wuiiiiiii dalam kondisi hujan salju dan angin seperti ini, dingin sekaliiii, 'anginkuuh dan matakuuh moment' sulit pula untuk melihat ke depan. Untung Andre bertugas membawakan payung trasparan milik Opet, lumayaaan jadi ada perlindungan. Di tengah jalan, kereta berhenti selama beberapa menit, agak deg-degan nih, serem juga, tinggii dan bergoyang terkena angin :| sayup-sayup saya seperti mendengar suara Andro dan Ntri yang cukup kencang hebohnya hahahahaha..


freezing Andro and Ntri (photo by Andrea)

Kereta berjalan normal kembali. Hujan salju masih terjadi dan datangnya dari arah kanan saya dan kebetulan saya duduk di kanan, basaaahhh deehh. Tapi walaupun hujan salju, tetep lho foto-foto ;D hehehe.. Yes, akhirnya tiba di stasiun atas. Sebelum turun ada petugas yang mengambil foto kami, kayanya bakalan dijualin nih, hahahaha... Di sana terdapat sebuah bangunan kecil yang berupa kafe. Kami segera masuk untuk menghangatkan diri.

Di dalam juga cukup ramai akan pengunjung. Lumayan hangat di dalam sini. Semua kedinginan, bahkan Radit yang biasanya bisa bertahan dengan selembar kaos pun tampak sangat tersiksa oleh hawa dingin ini. Kali ini rata-rata kami sudah memakai 3-4 lapis baju dan coat. Opet yang tadi saat di hotel sempat ragu untuk memakai coat balon-karena tampilannya yang kurang fashionable-bersyukur karena akhirnya memilih tetap menggunakan coat balon. Benar saja dugaan kami, petugas di depan tadi membawakan foto berukuran 5R yang sudah dicetak sebanyak 6 lembar, yang ditawarkan 15TL/lembarnya. Karena berhemat dan hasil fotonya juga tidak bagus, kami tidak mengambilnya sama sekali, maaf ya pak :(


tidak diambil tapi sempat difoto :p (photo by Opet)

Di luar masih hujan salju walau sudah mereda daripada tadi. Semua tampak putih, silau, dan berangin. Tapi itu semua tidak menurunkan niat kami untuk bermain salju. Mulai dari tiduran dan mebuat snow angel, memegang dengan tangan tanpa sarung tangan, dan main lempar-lemparan bola salju. Inilah video kami bermain bola salju yang direkam oleh Andre.. :) :)




Saljunya tebal sekali, bahkan menurut saya ini lebih tebal daripada di Mt. Titlis akhir Maret 2013 lalu. Let it snow... let it snow.....

(photo by Andro)

(photo by Ntri)
(photo by Andro)

tongsis moment is back!

Yeaaah all white..!!! Cukup berdingin dingin ria, kami kembali masuk ke coffee shop dan menghangarkan diri. Di tengah ruangan terdapat perapian yang digunakan orang-orang untuk mengeringkan  sarung tangan dan topi. Segelas hot chocolate pun menemani, lumayan kembali hangat. :)

Hujan salju sudah sepenuhnya reda, kami kembali menaiki cable car untuk turun dan melanjutkan perjalanan. Kali ini kereta terasa lebih aman, walaupun sempat berhenti lagi di tengah-tengah. Hujan dan angin tadi memang cukup menegangkan. Puas lah yaa sekali merasakan salju langsung dapat hujan dan badai ringan hehehehe...


the cable car track between pines (photo by Andrea)

Radit and Opet (photo by Andrea)

Andre and me (photo by Radit)

selfie (photo by Radit)


from where we stand (photo by Andrea)

Sampai di bawah bukannya langsung kembali ke mobil, kami masih bermain-main di salju and taking some pictures. It's not winter... it's not white Christmas... it's snow in April...it's snowy Uludag, and  we couldn't be more excited!!

Opet with in her warm balloon coat (photo by Ntri)

Andro (photo by Andrea)

Ntri always with her 'swinging' bag (photo by Andro)

happy faces (photo by Opet)

the snow path are thick and slippery (selfie by Opet)

and Andrea has just slipped (selfie by Opet)

Yup saljunya tebal dan licin, perlu hati-hati saat berjalan. I'm the 'terjatuh' udah ga terhitung lagi berapa kali jatuh :| :| kalo kata Opet dari kasian pengen nolong sampe udah biasa aja..hahahaha... semua orang jatuh kok disini *pembelaan*

Halit yang menunggu di bawah sambil merokok (yap selalu merokok) tertawa-tawa melihat kami. Masuk kembali ke dalam mobil rasanya hangat. Perjalanan turun kami lebih bisa menikmati pemandangan karena hujan yang sudah reda. Pohon pinus dan tanaman yang tertutup salju sungguh menarik minat kami. Kami minta tolong Halit dan pak supir untuk berhenti di tepi jalan yang memungkinkan. Just want to take some pictures :D :D :D

winter worderland

(photo by Radit)

(photo by Andrea)

(photo by Radit)

(photo by Radit)

my favorite one (photo by Andro)

strike a pose in freezing way (photo by Halit)

Foto di tengah jalan? hahahaha iyaa.. Untung traffic tidak ramai, yaa walaupun sesekali kami perlu menghindari mobil lewat dengan kecepatan cukup tinggi. So happy!!! Catching snow, checked!

Perjalanan berlanjut menuruni gunung. Halit bertanya kami ingin makan apa untuk hari ini, dia akan merekomendasikan restaurant yang pas sesuai request kami. Hmmm.. yang enak dan terjangkau range 10-25TL/person. Halit pun berfikir keras :D

Halit mengajak kami ke lokasi Inkaya Tree atau sering disebut Big Tree. Pohon ini besar sesuai namanya, diameter batangnya kurang lebih 10 meter, berumur sekitar 600 tahun, dan terletak di Inkaya village. Pohon ini sudah ada sejak masa Ottoman Empire. Pohon ini unik karena dahan dan cabangnya menyebar ke samping, tidak hanya tumbuh ke atas. Saya bertanya kepada Halit, apa jenis pohon ini. Halit memberikan jawaban nama pohon dalam Bahasa Turki, yang kemudian saya lupa. Kalau dilihat dari daunnya mirip daun pohon maple. Di bawah dan sekeliling pohon terdapat kafe, restaurant, dan toko souvenir. Ada pula pedagang kaki lima yang menjual strawberry dan raspberry, aduuuuhh ga tahan lihat buah merah hitam yang minta dibeli ituuu, hahahahaa.. Tapi akhirnya kita tidak membeli apapun dan hanya berfoto disini.


wooden seat under the Big Tree (photo by Radit)


the 600 years old tree (photo by Halit)

Entah kenapa di lokasi ini hawanya dingiiiiinn sekali. Bahkan saya merasa more freezing daripada saat di gunung tadi. Ternyata semua juga merasa begitu. Kami pun tidak lama-lama disini dan segera masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat makan siang :9

Restaurant yang kami datangi berada di kota Bursa, dengan menu andalan Iskender Kebab. Kebab yang disuguhkan bersama yoghurt dan merupakan makanan khas Bursa. Restaurant bernama Kebabci Tamer ini tidak besar, tapi suasana di dalamnya selayaknya restaurant berkelas dengan furniture dan dekorasi minimalis yang bagus serta nyaman. Karena lapar kali ini saya pesan 1 porsi untuk sendiri. Opet yang khawatir dengan rasa lamb kebab, sharing dengan Ntri. Minumnya air putih saja, kecuali Andre pecinta ayran, memesan segalas ayran. Atas saran waiter kami juga memesan seporsi dessert cokelat yang namanya sulit dilafalkan. 


outside restaurant, menuju ke dalam ada red carpet lho

Bursa Iskender Kebabi (photo by Radit)


the menu, yeah only this 2 pages

Pesanan datang, wuaaaaa.... potongan daging yang tampak menarik.. Dilihat sekilas memang agak berbeda dengan kebab-kebab yang kami makan sebelumnya, disini potongan dagingnya lebih tebal. Setelah piring dihidangkan di meja, masih ada satu penyajian lagi. Chef datang membawa teflon berisi cairan seperti minyak dan menuangkannya di atas daging kebab. Menurut waiter yang tadi dituangkan piring kami adalah special butter. Hmmmm.. tak sabar untuk menyantapnya :9


1 porsiyon Iskender Kebab

Serius... Iskender Kebab ini juara!!! Enaaaak bangeeett subhanallah.. terharu... :')

Dagingnya empuk dan lezat, the special butter is really tasty, juga saus hijau yang melengkapi rasa kebab ini. Yoghurt yang seharusnya agak tidak padu dengan daging, entah mengapa justru menambah keunikan citarasa Iskender Kebab. Bahkkan Opet yang tidak bisa makan daging kambing atau domba tidak mengeluh apapun saat makan kebab ini, justru lahap. This is the best kebab we've ever taste in Turkey!! Dessert cokelat yang kami pesan pun rasanya enaaaak bangeettt.. Servis nya juga oke.. I really recommend this restaurant.. :)

Ntri's funny expression after drinking ayran :D (photo by Radit)

Dari Kebabci Tamer, Halit mengajak kami ke sebuah toko souvenir. Sepertinya toko ini tujuan turis group tour karena di dalamnya kami bertemu beberapa group tour asal Malaysia dan Indonesia, haloooo teman sebangsa,, hehehe.. Toko ini cukup besar dan lengkap, harganya juga tergolong murah tanpa harus menawar. Seperti biasa saya mencari snow globe, namun sayangnya tidak ada snow globe Bursa. yang tersedia hanya Istanbul tapi bentuknya menarik dan bagus-bagus. Saya membeli satu snow globe Istanbul, walaupun sudah punya, hehehe lucuu soalnya :D Teman-teman yang lain juga membeli buah tangan seperti tatakan gelas dan magnet kulkas.

Selesai berbelanja, kami mengunjungi Bursa Grand Mosque atau Bursa Ulu Camii yang merupakan mesjid terluas di Bursa. Kami berkunjung sekaligus shalat zuhur+ashar disini. Seperti mesjid-mesjid di Istanbul, untuk masuk ke dalam Ulu Camii kami harus menutup aurat dan melepas alas kaki. Plastik dan hijab disediakan di depan pintu. Mesjid ini unik sekali, satu hal yang paling menarik perhatian saya adalah kolam air mancur di tengah mesjid. Uniknya lagi kolam ini digunakan sebagai tempat berwudhu untuk pria, disediakan pula handuk kecil disana. Untuk wudhu wanita ada pula kolam serupa tetapi berada di luar mesjid.


inside Bursa Grand Mosque (photo by Radit)

kolam untuk wudhu pria

the calligraphy (photo by Radit) 

Dari Ulu Camii kami berjalan kaki menuju Bursa Grand Bazaar. Selayaknya pasar modern disini menjual segala rupa oleh-oleh khas Turki, pakaian, perhiasan, kain, dan sebagainya. Tujuan utama kami kemari adalah mencari karpet untuk Andro. Halit mengantarkan kami  ke sebuah toko karpet besar yang memiliki banyak koleksi karpet modern. Awalnya kami sempat ragu, apakah toko ini menyediakan karpet tradisional, ternyata ada. Karpet tradisional sesuai dengan selera dan budget Andro, walaupun sebetulnya made in India, hehehehe. I would say that the carpets are nice, Andro membeli 2 karpet untuk di rumahnya dan berhasil menawar ;)

Misi mencari karpet accomplished!! Selanjutnya kami not in the mood untuk berbelanja. Halit mengajak kami ke sebuah kafe outdoor tak jauh dari situ. Suasananya tenang sekali, kami duduk dan memesan minuman. Harganya juga tidak mahal, standar rata-rata. Halit, Opet, Ntri dan saya memesan apple tea, Andro memesan Turkish coffee, Andre dan Radit memesan Uludag Limonata. Sambari menunggu minuman Andro dan Radit melihat-lihat toko souvenir di dekat situ, saya yang masih penasaran dengan snow globe Bursa akhirnya ikut menyusul juga. Sayang, ternyata tidak ada juga snow globe Bursa di beberapa toko souvenir disini :(


please have a seat (photo by Ntri)

us (photo by Radit)

Saat akan kembali ke kursi, Halit memanggil-manggil  kami. Yang ternyata mengisyaratkan kalau minuman (teh dan kopi) sudah datang dan harus segera diminum sebelum dingin. Hahahaha.. memang khas orang Turki meminum kopi dan teh dalam keadaan panas mengepul. :)

Tak lama kemudian ada 2 orang wanita Turki datang menghampiri kami, dan seketika mengobrol akrab dengan Opet. Usut punya usut ternyata 2 pelajar inilah yang tadi pagi dimintai bantuan oleh Opet untuk berbicara dengan petugas petugas KamilKoc yang meminjamkan saya telefon genggamnya di bus station. Mereka berdua inilah yang fasih berbahasa Inggris diantara manusia yang berlalu-lalang di bus station tadi pagi. Dan dengan baik hati mereka membantu Opet, yang artinya membantu kita semua :)

Mereka berdua (saya lupa namanya) menghadiri conference di Bursa. Saat ini sedang free time bersama temen-teman yang lain. Kami berkenalan, mengobrol sebentar, dan....... tongsis moment together ;D

full team selfie feat Halit and new friends :) 

Setelah menghabiskan minuman, taman sudah tampak sepi. Hari makin sore, toko-toko mulai  tutup, hmmm padahal hari belum gelap. Halit mengajak kami ke lantai atas untuk mengunjungi Silk Bazaar. Sutera merupakan komoditas utama Bursa di bidang tekstil. Beragam macam kain, selengdang, maupun pakaian berbahan sutera diperdagangkan di bazaar ini, mulai dari yang ekonomis hingga yang premium berkualitas tinggi. Membeli barang disini pun perlu kemampuan menawar yang handal. Ntri dan Andre berhasil mendapatkan best buy pashmina cantik sebagai buah tangan untuk ibunda tercinta. :D


view from Silk Bazaar balcony
one of the store at Silk Bazaar (photo by Radit)

Saatnya menyudahi rangkaian Bursa Tour. Kami berjalan kaki kembali menyusuri Bursa Grand Bazaar dan taman-taman menuju pinggir jalan untuk kembali dijemput oleh mobil sewaan. Sebelum kembali ke apartment, kami berhenti dulu di supermarket untuk membeli bahan makanan. Malam ini Ntri berencana untuk memasak makan malam, wihiiii... Ntri dan Opet pun turun berbelanja dengan tergesa-gesa karena mobil parkir di tempat yang tidak bisa parkir lama. Singkat cerita kami sampai kembali ke apartment dan berpisah dengan Halit dan driver, thanks for today :)

Sampai apartment hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek cucian, begitu juga dengan Opet. Mesin cuci sudah berhenti bekerja, jeans sudah setengah kering, dan dilanjutkan dengan menjemurnya. Setelah ganti baju dan beberes sebentar, cooking time starts!!

Konsep memasak semuanya diprakarsai oleh chef Ntri. Ntri dan Opet membeli pasta fussili, 10 butir telur, butter, selai cokelat, dan makanan ringan. Menu malam ini adalah pasta fussili (ceritanya pengganti nasi) dengan abon cabe dan telur korned (korned dari bekal). Untuk side dish ada abon dan roti keras yang di beli di Kusadasi, dan nutrisari mangga hangat sebagai penutup. Kesepakatannya, girls do cooking and boys do the dishes!

Resep ala Ntri ini bisa dicoba di rumah atau saat travelling lho, karena sangat mudah dan enak :D Fussili Aglio Olio BonCabe hanya dibuat dengan merebus fussili seperti biasa kemudian panaskan butter di penggorengan, tumis fussili dan campurkan dengan boncabe hingga merata, voila!
Meniriskan fussili tanpa saringan dan alat seadanya pun menggunakan teknik Ntri yang jadinya dikerjakan rombongan oleh saya, Opet, dan Radit, hahahhaa seruuu 'rusuh-rusuh' di dapur. 

Station berikutnya telur korned sangat mudah, hanya mencampurkan korned ke dalam telur yang dikocok dan ditambah sedikit boncabe, dengan proporsi dikira-kira. Station ini dikerjakan Andre dan Ntri. Kenapa banyak sekali boncabe? Karena kami tidak punya garam dan merica, hahahaha ada sih di lemari dapur tapi entah sudah dari kapan. Kalau kata Radit, garamnya sudah ada sejak zaman Ottoman ^^"


cooking time (photo by Andro)

Radit and Ntri do the plating (photo by Andro)

Dinner is served! Simple but surprisingly delicious and.... mengenyangkan :)) 
Menurut Ntri ini adalah makan malam terhemat kita, dan masih ada bahan untuk sarapan besok.. 


dinner is served! (photo by Radit)

eating, talking, and taking pictures because all great changes begins at dinner table 

Alhamdulillah... :) 
Then boys do the dishes :)

husband material banget yaah :") hahahaha (photo by Ntri)

Beres makan dan cuci piring saatnya quality time. Setelah mandi, saya Opet dan Ntri maskeran menggunakan masker yang dibeli di Kusadasi. Reborn! Rasanya kulit wajah segar dan kembali ^^

Tak terasa malam semakin larut, waktu terasa cepat dikala mengobrol, melakukan hal-hal tersier, dan sesekali nyicil packing.

For the closing, facts about Bursa and Uludag :

  1. Bursa city merupakan ibukota dari Bursa province, terletak di barat laut Anatolia
  2. Dahulu Bursa merupakan pusat perkembangan pada masa early Ottoman, oleh karena itu bangunannya banyak mengandung unsur Ottoman architectures
  3. Selain yang kami kunjungi diatas terdapat juga Green Complex yang merupakan tujuan wisata utama tdi Bursa, terdiri dari Green Mosque, Green Tomb, and Green Bazaar. Tujuan wisata lain bisa mengunjungi Aquarium, Waterfall, dan Ottoman village. Atau berbelanja di IKEA dekat Bursa otogar.
  4. Mount Uludag merupakan area tertinggi di Anatolia bagian barat, merupakan destinasi favorit untuk winter sport seperti ski. Musim ski yakni bulan Desember-Maret, dan biasanya kunjungan ke Uludag sudah termasuk dalam paket tur umum dari Indonesia bila tour diadakan pada bulan-bulan tersebut 
  5. Di Uludag terdapat pula resort dan penginapan lainnya, dapat dijadikan pilihan selain menginap di Bursa
  6. Bursa terkenal akan silk (sutera), iskender kebab (kebab with yoghurt), dan Uludag Limonata, wajib dicoba :)

Uludag Collage by Andro Kaliandi

Iyi geceler... 
Yarın görüşürüz.. :)

5 comments:

  1. kemarin tiketnya berapa?naik apa dan berangkat dari mana?saya rencana mau ke sana di bulan Januari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Yuvita..
      Saya naik Malaysia Airlines berangkat dari Jakarta,rutenya Jkt-KL-Ist, Ist-KL-Jkt. Strategi untuk mendapatkan tiket promo sebagian saya tulis di postingan sebelumnya yang berjudul "TURKEY : Preparation" silahkan mampir :)

      Have a nice winter trip :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. waktu ke uludag, di bulan april ato bulan apa kak? tanggal berapa ke sananya?

    ReplyDelete
  4. Hai Yanuar
    Iya saya ke Uludag bulan april, tepatnya 11 april 2014, saya tuliskan di awal postingan :)

    ReplyDelete