Saturday, July 19, 2014

TURKEY : Last day in Istanbul : Basilica Cistern, Spice Bazaar, Eminonu (Ist. Part 3)

Monday, April 14, 2014


Morning....
Jam 07.25 belum pada bangun nih.. tepar karena kemarin pulang larut malam..
Today is the last day of our Turkey trip, we'll gonna back to Jakarta by Malaysia Airlines at 15.10. Masih ada waktu setengah hari yang bisa kami manfaatkan untuk menjelajahi Istanbul. Setelah selesai sarapan, kami mengemas semua barang dalam koper, dan menguncinya sehingga siap langsung angkut nantinya. Sebelum keluar hotel untuk jalan-jalan, kami check out terlebih dahulu dan menitipkan koper-koper, kardus berisi Turkish delight, dan tas tetengan lainnya di luggage room hostel. Kami juga memesan shuttle bus untuk ke airport untuk pukul 12.00. Harga shuttle bus 10TL/orang dan kami diharapkan siap 15 menit sebelum waktu yang ditentukan. 


Good morning from Sultanahmed (photo by Radit)

Pagi ini wilayah Sultanahmed tidak seramai kemarin, karena sekarang hari Senin. Hari ini kami akan mengunjungi Hagia Sophia atau sering disebut Aya Sophia. Hagia Sophia merupakan bangunan bersejarah yang penting baik pada masa Byzantine maupun Ottoman Empire. Awalnya Hagia Sophia merupakan gereja terbesar yang dibangun oleh East Roman Empire di Istanbul, dahulu gereja ini bernama Megale Ekklesia (Big Church). Megala Ekklesia mengalami 3 tahap pembangunan selama masa Konstantinopel. Pada tahun 1453 Konstantinopel diambil alih oleh Ottoman Empire, dan Hagia Sophia pun dijadikan mesjid atas perintah Sultan Mehmet II, yang juga meminta dilakukan renovasi dan rekonstruksi pada bangunan ini. Sultan Mehmet II juga hadir pada Shalat Jumat pertama yang diadakan di Hagia Sophia pada tanggal 1 Juni 1453. 

Pada tahun 1935, presiden pertama Turki yang juga merupakan pendiri Republic of Turkey, Mustafa Kemal Ataturk menjadikan bangunan ini menjadi museum. Hagia Sophia yang memiliki arti Holy Wisdom, tetap menjadi museum hingga saat ini, dan beberapa kali mengalami renovasi, termasuk hari ini saat kami berkunjung, beberapa bagian yang tampak dari luar sedang dilakukan renovasi. Karena pernah menjadi gereja dan mesjid, interior Hagia Sophia sangat unik karena memiliki kombinasi murad dan kaligrafi. 
Info lengkap dapat dibaca di link berikut ayasofyamuzesi.gov.tr/en dan wikipedia.Hagia_Sophia


Hagia Sophia dengan karakteristik dinding merah bata (photo by Radit)

Tapi kok sepinya bikin feeling nggak enak yaa.. Dan benar saja ternyata Hagia Sophia tutup!! Tertera tulisan "Closed on Monday" OH NO bisa-bisanya missed hal seperti ini T_T 
Entah kenapa dari kemarin saya sangat yakin kalau Hagia Sophia tutup pada hari Selasa, padahal Opet sempat nyeletuk kalau Hagia Sophia tutup hari Senin. Tapi Opet juga tidak terlalu yakin, jadi tidak mempertahankan pendapatnya, yang lain juga semuanya lupaa total, hiksss...

Daripada sedih berlama-lama, kami menuju seberang jalan menuju suatu museum yang menarik minat saya karena disebutkan dalam novel terakhir Dan Brown yang berjudul Inferno. The Basilica Cistern, atau dalam bahasa Turki disebut Yerebatan Sarayi (sunken palace : istana tenggelam) atau Yerebatan Sarnici (sunken cistern : waduk tenggelam) merupakan waduk paling luas diantara ribuan waduk-waduk kuno yang ada, dan berada di bawah tanah Istanbul (Konstantinopel pada zaman itu). Untuk masuk ke museum ini dikenakan biaya 10TL, tidak termasuk dalam Museum Pass karena beda pengelola. Museum beroperasi pukul 09.00 - 18.30.

Setelah melewati pemeriksaan tiket, pengunjung perlu menuruni tangga untuk menuju museum, karena museum ini berada di bawah tanah. Pada masa Byzantium, cistern ini berada di bawah Stoa Basilica, salah satu square terluas diatas First Hill of Constantinople, serta digunakan untuk menyimpan air yang nantinya disalurkan untuk Great Palace dan bangunan di sekitarnya. Basilica Cistern memiliki lebar sekitar 138 meter dan panjang 65 meter, atapnya disangga oleh 336 pilar marmer yang disusun dalam 12 baris dengan tinggi masing-masing 9 meter.


tiang-tiang marmer

ancient cistern

Di dalam Basilica Cistern hanya terdapat penerangan berupa lampu-lampu kecil, over all di dalam sini remang-remang dan lembab. Di dalamnya masih menjadi tempat penampungan air, dan ada ikan (tampaknya ikan koi) yang hidup di dalamnya. Jalan untuk pengunjung menyerupai jembatan diatas bendungan. Hati-hati berjalan, karena di beberapa bagian lantainya basah dan licin. Kami berjalan terus menuju ke kiri atau ke arah barat laut dari cistern. Di ujung ruangan terdapat pilar ikonik dari cistern ini, yakni pilar dengan kepala Gorgon Medusa--makhluk dalam mitologi Yunani yang memiliki rambut berupa ular dan siapapun yang melihatnya akan menjadi patung batu--didasarnya. Terdapat 2 kepala Medusa, kepala miring 90 derajat dan kepala terbalik. Asal-usul dan makna kepala Medusa dalam cistern ini tidak diketahui. Dalam Inferno - Dan Brown, klimaks cerita terjadi di lokasi kepala Medusa ini.


90 degrees Medusa's head

Inverted Medusa's head

Karena gelap, cukup sulit untuk mengambil gambar di dalam museum ini. Suasananya agak mistik di dalam sini, dan dingin, untung saya tidak masuk sendirian. More about Basilica Cistern http://yerebatan.com/  dan  wikipediaBasilica_Cistern


(photo by Andro)

city of the world direction

Selesai mengunjungi Basilica Cistern, kami menuju stasiun tram Sultanahmed, dengan tujuan ke Eminonu. Yup, tujuan kami berikutnya adalah Spice Bazaar, untuk berbelanja, hehehehe.. Turun dari stasiun tram, kami melewati New Mosque dan sampailah ke Spice Bazaar atau Misir Carsisi. 


cute white cat (photo by Radit)

Tujuan utama adalah membeli kacang-kacangan untuk dibawa pulang ke Jakarta. Opet masih penasaran dengan Apricot Seeds yang sulit ditemukan dimana-mana, selain di Cappadocia waktu itu. Kami mampir di salah satu toko kacang-kacangan, yang ternyata juga tidak menyediakan apricot seeds. Bapak penjaga toko sangat ramah, beliau mempersilahkan kami mencicipi semua kacang dan menyeduhkan apple tea. Saya, Opet, dan Ntri pun membeli pistachio 500 gram, saya juga membeli mix nuts yang berisi hazelnut, kacang mede, kacang tanah besar, dan kacang-kacang yang saya tidak tahu namanya. Si bapak sembari tetap menawarkan dagangan lainnya, yaitu bermacam-macam teh dan parfum. Opet yang memperkenalkan diri sebaga Diana, sudah akrab sekali dengan bapak itu ;D

Setelah menanyai beberapa toko kacang, akhirnya kami menemukan 1 toko yang menjual apricot seeds. Toko ini cukup besar dan sudah punya nama. Packagingnya lebih bagus dibanding toko-toko lainnya. Saya juga membeli 500gram apricot seeds, sembari mencicipi berbagai macam kacang, hehehehe ^^


nuts

bapak penjaga toko (photo taken by mas-mas penjaga toko)

Di Spice Bazaar ini pula akhirnya saya menemukan barang yang saya cari. Gelang Turki yang terbuat dari semacam metal, saya pernah diberi oleh-oleh gelang ini oleh adik saya dan teman saya, tapi sudah putus :( Setelah beberapa hari selama di Turkey tidak menemukan dimanapun akhirnya ketemu disini, murah meriah pula, hihihii seneng deh borong banyak sekaligus untuk oleh-oleh :D Di toko yang sama juga banyak gantungan kunci murah meriah, yang lain juga ikutan belanja deh, hahahaha...

Waaaa tak terasa sudah hampir jam 11. Done for Spice Bazaar! Di perjalanan keluar Spice Bazaar kami melewati toko kacang pertama lagi, dan si bapak penjaga melambaikan tangan sambil memanggil "Diana..." hahahaha Opet memang memorable bagi pria Turki ;D

Kami menuju tepi Golden Horn di Eminonu untuk makan siang roti ikan alias balik ekmek. Saya dan Opet masih mencari street food lain yang belum dicoba, inginnya sih kerang, karena waktu hari pertama dan saat di Bodrum tertarik melihat kerang di pinggir jalan. Sayangnya hari ini sudah tidak ada lagi yang berjualan kerang, huhuhu..

Kalau saat hari pertama roti ikannya sharing dan take away, kali ini kami membeli satu-satu dan makan di restaurantnya. Kursi dan mejanya pendek, jadi serasa seperti jongkok. Siang ini ramai juga pengunjung resto roti ikan, untung kami masih dapat tempat.


roti ikaaann (photo by Andro)

Tidak terasa sudah pukul 11.40, kami masih di Eminonu sedangkan shuttle bus ke bandara akan tiba pukul 12.00. Kami berjalan terburu-buru melintasi jembatan bawah tanah menuju stasiun tram Eminonu dan cemas menunggu tram. Tak lama tram tiba, berjalan, dan kami tiba di Sultanahmed. Sudah pukul 11.55, kami masih panik dan berlari menuju ke hostel. Sampai di hostel sudah pukul 12 lewat, shuttle bus masih terparkir di depan hostel. Hufff untung saja kami tidak ditinggal. Sambil memsang muka merasa bersalah kepada supir bus dan penumpang yang lain, kami mengambil koper ke luggage room dan memasukkannya ke dalam bagasi. Tentengan belanjaan masih tercecer kami bawa terpisah. Tak lama bus pun berangkat.

Shuttle bus melewati daerah pemukiman di Sultanahmed kemudian tembus ke sebuah jalan raya di tepi pantai. Kami mengenali pantai dengan hiasan balon-balon di tepinya, sebagai lokasi yang sering muncul di instagram @sert_mehmet . Ternyata lokasinya tidak jauh dari hostel kami, sayang juga tidak mampir kesana.

Tiba-tiba Andre menunjukkan gelagat mencurigakan, seperti terkejut. Saat ditanya kenapa, dia tidak menjawab, hanya berbicara pada Radit yang saya juga tidak dengar apa, tampaknya serius, tapi ekspresi Radit tetap datar. Akhirnya Andre angkat bicara juga, dengan perlahan dia berkata "eh..kardus Turkish delight kita ketinggalan...."

Ups.. Kami semua baru sadar, dan terkejut. Aduuuhh padahal itu kardus posisinya di belakang koper saya tadii, kok bisa yaa jadi terlupakan karena terburu-buru :( Pergolakan batin kami semua, antara merelakan kardus berisi Turkish delight lebih dari 30 kotak senilai jutaan rupiah *lebay* atau kembali mengambilnya. Sebetulnya shuttle bus belum terlalu jauh dari hostel, walaupun lokasinya asing, tapi kalau minta balik nggak enak. Tanpa berpikir lama Andre dan Radit berinisiatif untuk turun dan kembali ke hostel untuk mengambil kardus. Supir bus sempat bingung kenapa dua orang ini turun di tengah jalan, tanpa koper, dan minta ditinggal saja. Saya menjelaskan singkat kepada supir, kemudain perjalanan ke airport berlanjut. Kami semua khawatir dan deg-degan, terutama Andro yang terlihat tertekan karena rombongan kami harus terpisah.

Bus masih berputar-putar menuju beberapa hostel dan hotel untuk menjemput penumpang lain. Kami masih belum tenang, cemas apakah Andre dan Radit nanti akan tiba tepat waktu dan tidak tersesat. Saya pribadi juga cemas, tapi dalam hati yakin kalau mereka pasti bisa menyusul ke airport tanpa nyasar dan tepat waktu. Ya Andre dan Radit memang yang orientasi arahnya paling baik diantara kami semua, InshaAllah bisa kembali ke hostel dan ke airport dengan selamat.

Sekitar pukul 1 kami tiba di Ataturk airport, menurunkan 6 buah koper, kemudian mencari tempat yang layak untuk bebenah dan menunggu. Saat masuk pintu kaca berikutnya sudah gerbang pemeriksaan, tidak ada kursi, tidak ada kios apapun. Akhirnya kami menunggu saja salah satu pojokan yang tidak dilewati banyak orang. Tentengan yang masih tercerai-berai tadi kami masukkan ke dalam koper masing-masing, sebagian ada juga yang nitip-nitip di koper yang masih longgar. Masih khawatir akan Andre dan Radit, Andro mengirim sms ke Radit memberitahukan posisi kami di gate sebelah mana. Kemudian saya dan Ntri menunggu di dalam sekalian menjaga koper, Opet dan Andro menunggu di luar mengawasi bila Andre dan Radit tiba.

Kurang lebih 30 menit kemudian, Andre dan Radit tiba dengan selamat di airport dengan membawa kardus pusaka berisi Turkish delight. Alhamdulillah.. lega banget rasanya semua lengkap lagi :) Mereka bercerita kalau dari tempat turun bus berjalan kaki ke hostel, lumayan jauh jaraknya dan sempat salah mengira sebuah mesjid yang dijadikan patokan jalan, adalah Blue Mosque. Sampai di hostel, si receptionist heran melihat mereka kembali dan memasang tampang curiga melihat kardus besar yang mereka bawa. Mungkin dikira menyelundupkan barang ilegal, hahaha... rasa penasarannya pun terjawab setelah bertanya dan mereka jawab kalau isi kardus itu adalah turkish delight. Andre dan Radit menuju airport menggunakan shuttle bus jam berikutnya, fiuuhh untung saja masih dapat kursi, dan tiba tepat waktu :)

Kami segera mengantri untuk pemeriksaan, yang mengharuskan kami membuka sepatu boots dan jaket seperti saat tiba, lanjut ke meja check in dan megantri kembali di imigrasi yang antriannya panjaaaangg. Lolos imigrasi dan memastikan arah lokasi gate, sembari menghabiskan waktu kami berjalan-jalan melihat duty free stores yang terdapat di airport. Ada Turkish delight yang enak bangett disini, saya jadi icip-icip banyak jenis disini, hehehe..

Waktu sudah menunjukkan waktu open gate, saatnya bergerak dan bersiap memasuki MH31.

Bye Istanbul, bye Turkey.. see you in no time :) I surely wanna visit this country again, someday.

Thank you for the hospitality, the beautiful landscapes, tasty foods, marvelous architectures, the great experiences, the priceless lessons, unforgettable moments, and the amazing trip with amazing mates :)


long flight IST-KUL (photo by Radit)

:)
xoxo
"The Ome-Ome Trip"



Friday, July 18, 2014

TURKEY : Exploring Istanbul's Museums (Ist. Part 2)

Sunday, April 13, 2014


Hari kedua di Istanbul, pagi-pagi kami sudah bersiap untuk sarapan. Tadi malam saya tidur di tingkat atas bunk bed - padahal tadinya berencana di bawah - karena semalam Opet saking lelahnya langsung tidur di kasur bawah, dan saya tidak tega membangunkannya. Padahal sejak awal masuk kamar Opet sudah bertekad mau tidur di atas, hahahaa.. Ga masalah sih tidur diatas atau di bawah, tapi kalau diatas harus meminimalisir pergerakan, karena gerak dikit yang dibawah pasti merasakan getarannya.

Senangnya dalam tim ini tidak ada yang ribet, susah bangun, dan lambat. Sesulit-sulitnya bangun masih bisa ditolerir, selama-lamanya mandi tidak sampai membuat telat yang lain, seribet-ribetnya cewek-cewek tidak sampai membuat cowok-cowok menyerah.  Trip sendiri seperti ini memang harus ada disiplin waktu dari masing-masing personil, kalau tidak bisa buyar semua jadwal. :) Kalau barang-barang berantakan....... ya pasti laaah yaa, tapi masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu, dan beberapa malah sangat rapih, salut!

Sarapan disediakan di cafe lantai dasar. Saat kami turun resto sudah ramai dengan anak-anak muda Eropa penghuni hostel ini. Menurut analisis Andro, para anak muda ini adalah siswa highschool yang sedang study tour, karena ada 2 sosok lain yang kebih dewasa yang sepertinya adalah guru mereka. Waaa asik banget yaa study tour bisa party bareng guru :D Menu sarapan as always Turkish breakfast, disediakan pula sereal dan jus. Kami mengambil tempat di lokasi outdoor, hmm dingin juga yaa pagi ini.


selfie before breakfast

Agenda hari ini adalah exploring museum. Kami akan membeli Museum Pass, kartu pass untuk masuk beberapa museum seharga 85 TL. Museum pass berlaku selama 72 jam untuk memasuki  Hagia Sophia Museum, Topkapi Palace and Harem Apartment, Istanbul Archaeological Museum, Istanbul Mosaic Museum, Museum of Turkey and Islamic Arts, dan Museum of The History of Science and Technology in Islam. Selain lebih hemat lira, hemat waktu juga karena tidak perlu mengantri di ticket booth tiap akan memasuki satu museum, pertimbangan ini lah yang paling menguatkan pilihan kami untuk membeli museum pass, mengingat antrian tiket Hagia Sophia tempo hari yang super mengular. Keterangan lebih lengkap dapat ditengok di link ini  http://www.muze.gov.tr/museum_pass

Selesai sarapan dan bersiap-siap, kami menuju Istanbul Archaeological Museum yang juga berada di wilayah Sultanahmed, tidak jauh dari Topkapi Palace dan Gulhane Park. Kami kesana terlebih dahulu karena saya ingat kemarin melihat booth yang menjual museum pass di depan museum tersebut. Dengan berjalan kaki, kami tiba di lokasi dan antrian sudah cukup panjang, tapi masih dalam batas wajar. Maklum ini hari minggu, pastinya semua lokasi wisata ramai pengunjung.


Museum Pass or Muzekart (source: Google Image)


Istanbul Archaeological Museum atau Istanbul Arkeoloji Muzeleri dalam bahasa Turki merupakan museum yang berafiliasi dengan Ministry of Culture and Tourism dan sudah berdiri sejak tahun 1891. Di dalamnya terdapat 3 museum, yaitu The Archaeological Museum, Ancient Orient Museum, dan Tiled Kiosk Museum. Museum buka pada hari Selasa-Minggu dan tutup pada hari Senin dengan jam operasional pukul 09.00-17.00 (Nov-Mar) / 19.00 (Apr-Okt). Info lengkap bisa dilihat via official website  www.istanbularkeoloji.gov.tr


after entrance gate

Saat kunjungan kami, beberapa bagian museum sedang direnovasi, jadi tidak semua dibuka. Belum semua saja, saya sudah merasa museum ini luas sekali. Banyak sekali koleksi yang ditampilkan baik koleksi dari Ancient age dari Archaic Era hingga Roman Era, serta peninggalan Necropolis. Di sayap lain yakni "Surrounding Cultural of Istanbul" menyimpan artefak dari berbagai era, dan dibagi lagi menjadi 2 section yaitu Thrace-Bithynia and Byzantium serta Children Museum exhibition di ground floor. "Istanbul Through the Ages" terdapat di lantai satu bangunan baru, "Anatolia and Troy Through the Ages" di lantai 2, dan "Surrounding Cultures of Anatolia : Artifak from Syria, Palestine, and Cyprus" di lantai 3. 














Foto-foto diatas diambil di bangunan pertama yang kami masuki, tak jauh dari gerbang masuk. Berikutnya kami memasuki Archaeological Museum yang sebagian bangunannya sedang mengalami renovasi.

huge pillars of Archaeological Museum








floor mosaic



statue of Hermaphrodite






the archaeologist? (photo by Andrea)

the other bulding

Masih ada satu bangunan lagi yang belum kami masuki, namun hari sudah semakin siang, dan tujuan kami masih banyak. Sebelum meninggalkan Archaeological Museum, kami mampir dulu ke souvenir shop museum ini. Barang-barangnya menarik dan harganya masih terjangkau lho :)
Exploring museum pun berlanjut menuju Topkapi Palace, yang berlokasi tidak jauh dari museum ini. Begitu tiba di gerbangnya, antrian dan crowd pengunjung sudah amat sangat padat. Beruntung kami sudah membeli museum pass, karena antrian pembelian tiket di ticket booth sudah tidak wajar panjangnya. Untuk masuk ke dalam kompleks Topkapi pun perlu mengantri lagi, sekali lagi maklum ini hari minggu :)


entrance gate to Topkapi Palace

the crowd 

Untuk masuk ke Topkapi, prosedur pemeriksaan cukup ketat. Tas masing-masing pengunjung dipindai dengan metal detector dan diperiksa oleh petugas, pengunjung pun juga harus melewati metal detector sebelum masuk. 

Konstruksi Topkapi Palace atau Topkapi Sarayi dimulai pada tahun 1460 dan selesai dibangun pada tahun 1478. Istana yang dibangun diatas tanah seluas 700.000 meter persegi di wilayah Eastern Roman Acropolis dan berlokasi di Istanbul Peninsula, diantara Sea of Marmara, Bosphorus dan Golden Horn, merupakan kediaman sultan Ottoman selama kurang lebih 400 tahun, sebelum akhirnya pindah ke Dolmabahçe Palace pada pertengahan abad 19. 

Setelah Republic of Turkey berdiri, Topkapi Palace bertransformasi menjadi museum, tepatnya pada tanggal 3 April 1924, dan menjadi museum pertama yang dimiliki Republic of Turkey. Saat ini luas Topkapi Palace Museum sekitar 400.000 meter persegi dan dipisahkan dengan kota modern menggunakan Byzantine Wall yang amat tinggi. Topkapi Palace terdiri dari beberapa bangunan dan taman, serta terdapat Harem Apartment yang tiketnya dijual terpisah (Topkapi 20TL, Harem 15TL). Informasi lengkap mengenai Topkapi Palace dapat dilihat di website berikut http://topkapisarayi.gov.tr/en. Topkapi Palace Museum beroperasi pukul 09.00-17.00 (Nov-Mar) / 19.00 (Apr-Okt) setiap hari kecuali hari Selasa.


gerbang

inside one of the room (photo by Radit)
wall and ceiling pattern

tiles that decorates Topkapi's wall, all of them are handmade (photo by Radit)


details of blue coloured dominant tiles(photo by Radit)
Keramik biru dan kaligrafi merupakan ciri khas ornamen interior di Topkapi Palace. Hebatnya lagi semua keramik ini adalah handmade. Waaah betapa mengagumkannya seni orang-oarang pada zaman itu. 

Selain ruangan-ruangan yang dahulu merupakan kediaman sultan, terdapat pula koleksi perhiasan, pusaka kerajaan, perabotan, dan pakaian-pakaian sultan ditampilkan dalam lemari kaca. Namun, dilarang mengambil photo di area tersebut. Ada pula peninggalan-peninggalan Nabi Muhammad SAW, seperti jubah, pedang, dan cetakan kaki kanan Rasulullah SAW. Sayangnya kami tidak berkesempatan menikmati peninggalan Rasulullah tersebut karena antrian masuk yang terlalu panjang :( hiks..

Padatnya pengunjung dalam museum ini (padahal luas lho, tapi tetap berdesak-desakan) membuat kami juga kesulitan mendapatkan clear shot. Pengap berdesak-desakan di dalam, kami mencari udara segar di taman istana, yang juga indah dihiasi bunga-bunga.


tulip merah khas Topkapi Palace (photo by Radit)

the red tulips

a garden full of  colors

tulips, the sign of spring

peonies, symbol of happy marriage, good fortune, and prosperity 

me and the pink peonies (photo by Andro)

a lovely room with red tulips garden view :)

Dari Topkapi pengunjung dapat menikmati Marmara Sea view from above. Terdapat pula kafe yang tepat menghadap laut bagi pengunjung yang ingin bersantai. Benar-benar lokasi yang tepat untuk tempat tinggal seorang sultan :)

(photo by Radit)
Marmara view from Topkapi

(photo by Radit)

(photo by Radit)

the cafe

us facing the sea

Pardon our selfie, 4 orang berkostum hitam ini lagi pas banget buat difoto, apalagi Opet sudah seperti ibu polisi ;D


gangster (photo by Ntri)

:D (photo by Ntri)

bersama 'ibu polisi' (photo by Ntri)

#ootd #hijab (photo by Andrea)

Karena bagian-bagian Topkapi sudah semakin padat dan tidak kondusif untuk dikunjungi, kamipun segera beranjak menuju Harem Apartment. Masih di dalam Topkapi Palace, namun dibuat terpisah dengan pintu masuk dan tiket lain. 

Harem Apartment merupakan ruangan untuk ibu (ibu suri), permaisuri, keluarga perempuan, dan istri-istri sultan. Banyaaak sekali ruangan yang terdapat pada bangunan ini. Harem Apartment merupakan area yang dilarang dimasuki oleh pihak lain selain keluarga kerajaan. Beberapa ruangan di bangunan ini tampak lebih indah dibandingkan ruangan-ruangan di Istana utama, karena warna dan hiasannya yang lebih beragam.


Harem aisle
mirror mirror on the wall who's the fairest of them all (photo by Andro)

Signature fireplace of Topkapi, semua perapian dalam ruangan di Topkapi Palace berbentuk seperti ini

another fireplace made of wood and iron

ruangan ini dikelilingi kaligrafi Ayat Kursi

blue-red tiles

kanan kiri semua berupa ruangan

The Courtyard of Harem

Topkapi Palace memang luas sekali, jika ingin melihat seluruhnya tampaknya perlu waktu sehari penuh. Bagi turis dengan waktu terbatas harus pintar-pintar mengatur waktu. Selesai exploring Topkapi kami mencari makan siang, kembali menuju jalan utama dan berakhir di restaurant Turki yang kami kunjungi di hari pertama. Seperti waktu itu, pesan 4 porsi nasi, 4 macam lauk, 1 porsi salad, dan 1 botol besar air mineral. Selesai makan kami mengunjungi toko souvenir di sekitar jalan dan lagi-lagi belanja oleh-oleh. Andro pun menemukan kembali karpet Turki sesuai yang dia inginkan dengan harga lebih terjangkau. Wuaaww.. 

Selanjutnya kami akan menghabiskan sore di Istanbul bagian utara, dengan tujuan mengunjungi Dolmabahçe Palace, Emirgan Park, dan jalan-jalan malam di sekitar Galata dan Istiqlal kadesi. Kami kembali menggunakan tram dari stasiun Sultanahmed menuju Kabatas, yang merupakan stasiun terakhir tram. Tram menyebrangi Golden Horn melalui Galata Bridge. 7 stasiun kami lewati, termasuk Eminönü dan sampailah kami di stasiun Kabatas. Di Kabatas terdapat pula terminal bus, tak jauh dari stasiun tram, yang setelah saya ingat-ingat adalah terminal tempat kami naik bus setelah mengunjungi Balat Street di hari pertama bersama Ugur. Banyak pedagang disana, termasuk pedagang street food yang lagi-lagi menggoda saya dan Opet untuk jajan. Kali ini makanan seperti churros namun dilapisi gula cair kental, ada pula yang diberi topping kacang. Rasanya sudah pasti maniisss sekali, jadi 2 kue cukup untuk ber6. 

Mengikuti petunjuk jalan dan bertanya kepada orang sekitar, kami berjalan kaki menuju Dolmabahçe Palace yang tidak jauh dari stasiun. Dolmabahçe yang merupakan tempat tinggal sultan Ottoman setelah pindah dari Topkapi, berasal dari kata dolma berarti filled dan bahçe yang berarti garden, sehingga Dolmabahçe sendiri filled with garden, karena memang dikelilingi imperial garden. Museum ini beroperasi pukul 09.00 - 17.00 dan tutup setiap hari Senin. Dari luar, dan yang kami lihat saat Bosphorus Cruise bentuk bangunan Dolmabahçe Palace berbeda dengan Topkapi atau bangunan Turki lainnya. Arsitekturnya lebih menyerupai istana-istana Eropa, dengan karakter arsitektur kombinasi Baroque, Rococo, and Neoclassical  berpadu dengan traditional Ottoman architecture.


Dolmabahce Clock Tower

time we arrived 5 to 3 pm

Gate of the Sultan (Saltanat Kapisi)

Dalam kompleks ini terdapat banyak pavilion dan museum yang dapat dikunjungi. Dalam Dolmabahçe Palace sendiri terdapat Selamlik (official part) dan Harem (private part), masing-masing tiket masuk seharga 30TL dan 20TL, bila keduanya menjadi 40TL. Karena sudah sore, pengunjung hanya boleh memilih salah satu saja. Kamipun memilih Selamlik. Tapi tidak semua ikut masuk ke dalam, yang masuk hanya saya, Andre dan Radit. Ntri, Opet, dan Andro memilih menunggu di taman luar saja. Ternyata di ticket booth ada diskon untuk kartu pelajar menjadi 5TL, wow, lumayan banget!! Tapi ternyata IYTC tidak boleh, ISIC yang diperbolehkan. Saya coba saja tunjukkan kartu ISIC lama saya eeeh boleh ;) hihihii lumayan jadi 65TL untuk bertiga ;D


Gate to Bosphorus

Dolmabahçe Palace dibangun atas permintaan sultan ke 31, yakni Abdülmecid I yang tadinya tinggal di Topkapi Palace, dengan alasan karena Topkapi sudah kurang megah dan kurang nyaman, jauh bila dibandingkan dengan istana-istana kerajaan di Eropa. Maka dibangunlah Dolmabahçe Palace pada tahun 1843 - 1856. Istana yang berlokasi di distrik Beşiktaş , yang merupakan sisi Eropa Istanbul, menjadi pusat administrasi utama hingga tahun 1922. Setelah terbentuknya Republic of Turkey dengan ibukota di Ankara, Mustafa Kemal Attaturk memindahkan semua pemerintahan ke ibukota tersebut, namun masih menggunakan salah satu ruangan di Dolmabahçe Palace untuk tinggal, menjamu tamu internasional, serta mengadakan international congress and conference saat beliau berkunjung ke Istanbul.


Gate of Treasury (Hazine-i Hassa Kapisi)

Sistem di museum ini berbeda dengan museum lain yang telah kami kunjungi. Disini semua pengunjung harus didampingi oleh guide. Pengunjung yang antri kemudian dibagi menjadi kelompok dengan jumlah sekitar 20-30 orang dan didampingi oleh seorang guide.Tour tersedia dalam bahasa Turki dan bahasa Inggris, jelas kami memilih yang bahas Inggris, hehehe. Untuk masuk ke dalam istana pun kami harus memakai plastik khusus untuk membungkus sepatu. Tujuannya tentu untuk menjaga kebersihan istana yang konon merupakan the most glamorous palace in the world.


alas plastik

the palace (photo by Radit)

Tiba giliran kami masuk, bergabung dengan pengunjung lainnya. Guide dan semua penjaga disana sudah mewanti-wanti berkali-kali kalau dilarang mengambil gambar di dalam istana (walau masih saja ada yang diam-diam melakukannya) serta dilarang menyentuk benda apapun di dalam. Wow benar-benar dijaga ketat yaa...


diam-diam mengambil gambar di dekat pintu masuk :p

Tour dimulai, dan saya benar-benar terpukau!!! Istana ini amat sangat megah dan mewah dengan dominasi pilar tinggi, ukiran, emas, dan chandelier kristal besar. Saya jadi merasa seperti putri raja dalam istana super megah bagai dalam dongeng. Guide menjelaskan mengenai isi ruangan, dan sejarahnya. Kami melewati banyaak sekali ruangan (yang semuanya mewah) Medhal hall, Secretariat room, Attaturk room, dan ruangan-ruangan indah lainnya. Agak sedih tidak bisa mengambil gambar di dalam, karena isinya benar-benar indah. Informasi lengkap mengenai Dolmabahçe Palace serta beberapa foto isi istana dapat dilihat di link ini www.millisaraylar.gov.tr dan wikipediaDolmabahce

Tour selesai dalam 15 (atau 30 menit, lupa :p) menit, di luar pun bangunan istana, taman, dan gerbang yang tepat menghadap ke laut sungguh menakjubkan. Dolmabahçe Palace is one of the most visited place in Istanbul :)


palace on the Bosphorus side

foto ala turis, minta tolong pengunjung lain :)

Gate to the Bosphorus (photo by Andrea)

the funny one, Radit found a crow playing with a cat :3 (photo by Radit)

pond and garden around the palace

Ika's ootd (photo by Andrea)
shirt, sweater, tight: uniqlo, skort: celia micthbell for uniqlo, coat: olive hotstuff
necklace: ivyrose, flat shoes: the little thing she needs, bag: bree, sunglasses: gift from bestfriends


Masih banyak yang bisa dikelilingi di sekitar taman ini, namun hari sudah sore dan temen-teman yang lain menunggu di luar. Di luar Opet, Andro dan Ntri sedang duduk-duduk yang katanya mereka baru saja membicarakan hal berharga menyangkut pelajaran hidup, hmmm... Sebelum beranjak menuju tujuan berikutnya, foto ala turis dulu.


 foto ala turis in front of Gate of the Sultan

Selanjutnya kami akan mengunjungi Emirgan Park, salah satu taman terbuka publik terluas di Istanbul. Berlokasi di Emirgan, distrik Sariyer, Istanbul, lebih ke utara lagi dari Kabatas. Pada musim semi terutama bulan April-Mei, diadakan tulip festival di Emirgan Park, ribuan tulip tumbuh di dalam taman Emirgan, dan juga menjadi tujuan wisata dalam paket tour Turkey di musim semi. 

Saat di restaurannt di Sultanahmed kami bertanya pada pemilik, bagaimana cara menuju Emirgan park. Beliau menyebutkan nomor bus (saya lupa, 22 kalau tidak salah) naik dari Kabatas. Hmmm tapi daritadi kami tidak melihat bus tersebut lewat, kami bertanya lagi kepada pedagang sekitar. Ternyata selain nomor yang tadi disebutkan ada 2 nomor bus lagi yang menuju Emirgan. Tapi daritadi yang lewat kok penuh semua ya?

Setelah menunggu 10 menit tanpa ada bus tujuan kami yang sepi, akhirnya kami naik saja ke bus yang penuh. Bus melewati wilayah Ortakoy yang juga ramai akan pengunjung, karena berada di tepi Bosphorus dan banyak terdapat restaurant, dan kafe bagus disana, kami melewati sebuah universitas, hotel-hotel besar, restaurant, dan sebagainya. Dan disinilah kami menemukan macet di Turkey, dan macetnya betul-betul paraaahh, ditambah kami berdiri di bus. Kami berusaha bertanya pada penumpang lain apakah Emirgan park sudah dekat dan kami bisa berjalan kaki atau tidak, namun sepertinya hal itu sulit ditangkap mereka semua. Kami hanya bergantung pada seorang bapak yang akan turun di dekat Emirgan Park, dan kami akan ikut turun bersamanya. Jalanan benar-benar tersendat, saya sampai mengobrol dengan seorang ibu tua yang ramah yang mengajak saya untuk tinggal lebih lama di Istanbul dan mampir ke rumahnya karena tau saya akan pulang besok. Dia juga bercerita mengenai anak-anaknya yang sudah besar dan sudah tinggal berbeda rumah. Ibu itu mengira saya orang Japonia (Jepang) hahaha orang Eropa melihat orang Asia sama semua tampaknya, Jepang...

Sudah pukul 6 namun jalanan masih tersendat dan tampaknya Emirgan park masih sangat jauh. Kamipun memutuskan untuk turun saja dari bus dan menyerah untuk membatalkan niat mengunjungi Emirgan park :(. Saya pamit dengan ibu tadi, yang lain juga pamit dengan orang-orang yang sudah menjadi teman ngobrol selama perjalanan. Ibu tadi bahkan sampai melamabai-lambaikan tangan dari jendela setelah kami turun, lucunyaaa :')

Arah berlawanan pun padat, kami pun memutuskan untuk berjalan kaki saja sampai jalanan agak lengang, kalau lelah ya berhenti di salah satu restaurant sekalian makan malam. Kalau diingat-ingat kami jalan jauh juga lho dan hebatnya kuat... :) 
Di tengah jalan akhirnya kami menemukan pom bensim "Opet" dan akhirnya Opet berkesempatan foto di depan Opet, SELAMAT!!!

Opet and "Opet" (photo by Radit)

Melihat Burger King di kejauhan, kamipun girang dan akan mampir kesana sembari istirahat dan makan malam. Ternyata mushroom Swiss burger disini rasanya agak berbeda, lebih enak daripada di Indonesia. Mungkin karena keju dan krimnya lebih rich,, entahlah pokoknya enak, nyamnyam...
Kami menghabiskan waktu cukup lama disini, sembari mengobrol ngalor ngidul, curhat, masa depan, gosip *eh* dan sebagainya. Langit sudah gelap dan tenaga sudah kembali, kami kembali melanjutkan perjalanan. Ntri yang tidak membawa kacamata dan cairan softlense mengalami iritasi pada mata kanannya akibat softlenses, merah banget. Saya juga sedang tidak bawa cairan :( Ntri masih bertahan, dan masih ingin jalan-jalan dulu sebelum pulang. Kami berjalan kaki kembali, kali ini niatnya ingin ke Eminonu menikmati tepi laut.

Kalau diingat sekarang saya bangga dengan diri sendiri sanggup jalan sejauh itu, hahahaha.. Rasanya ini lebih jauh daripada bolak- balik Corso Pourta Nouva di Verona (hanya chingu Dewi yang mengerti ini ^^v) 

Jalan raya tidak seramai tadi, malah cenderung sepi. Tak terasa kami sudah melewati Dolmabahçe Palace kembali dan tiba di Kabatas. Tidak tega melihat mata Ntri yang makin merah, kami memutuskan untuk kembali ke hostel dulu supaya Ntri dapat melepas softlenses nya baru setelah itu keluar lagi. Tram malam ini tetap ramai, kurang lebih 10 menit kami sudah tiba di stasiun Sultanahmed dan kembali ke Sultan Hostel. Istirahat sebentar, sembari Ntri mengganti softlenses dengan kacamata, tak lama kami kembali mengarungi malam.

Karena besok adalah hari terakhir kami, misi malam ini sebetulnya adalah mencari oleh-oleh, terutama Turkish Delight, manisan khas Turki. Tadi siang kami sempat melihat-lihat toko-toko di dekat stasiun tram Sultanahmed. Atas ide Opet kami mencoba dulu 1 box, jika enak beli banyak. Balilah kami 1 bungkus kecil, dan rasanya ternyata lumayan enak. Dan atas ide Ntri juga kami menyatukan semua Turkish Delight dalam 1 kardus besar, supaya nantinya bisa masuk bagasi pesawat. Dalam 1 kardus berisi lebih dari 30 Turkish Delight untuk oleh-oleh. Bagian cowo-cowo nih yang menggotongnya ke hostel ^^.

Kembali saya dan Opet yang sudah sejak hari pertama melirik dessert di toko-toko sekitar situ tergiur untuk jajan. Sayangnya dessert yang saya mau sudah tutup tokonya, jadi Opet saja yang membeli semacam pastry berisi pistachio yang tampilannya sangat menarik. Saya icip aja, walaupun terlalu manis rasanya enaaaaak :9

Beres belanja Turkish Delight dan oleh-oleh lainnya, saatnya kembali ke hotel. Gak langsung balik sih, tetep mampir di minimarket yang waktu itu untuk membeli air putih dan cokelat untuk oleh-oleh, padahal sudah lewat jam 12 malam. Mostly cokelat di Turkey berisi kacang pistachio. Saya yang memang penggemar cokelat, terutama light dark chocolate, 'borong' cokelat untuk di rumah, hehehehe.. Yang lain juga membeli cokelat, terutama merek Damak, yang sudah dicoba oleh Andro tempo hari dan rasanya super enak..



chocolate with pistachio

Menuju Sultan Hostel kami melewati Hotel Four-Season, hotel bintang 5 yang mewah. Iseng ingin foto di depannya, tapi akhirnya nggak berani karena ada penjaganya. Akhirnya dari samping, hahahaha...



tongsis moment edisi diam-diam

Sampai di hotel, tugas kami masing-masing adalah packing!! Dengan belanjaan baru dan barang-barang lainnya. Aduuuuhh.. tak terasa besok sudah hari terakhir, sudah kangen rumah sih, tapi sedih liburan akan berakhir :'(

Malam ini malam terakhir tidur di hotel (kali ini saya di kasur bawah), malam terakhir di negara ini bersama those amazing mates, good night all :)