Friday, May 16, 2014

TURKEY : Pamukkale the Cotton Castle

Tuesday, April 8, 2014

In the evening..
Perjalanan menuju Pamukkale memakan waktu 5 jam 30 menit. Diperkirakan bus sampai di Denizli Otogar pukul 18.30. Dari Denizli ke Pamukkale (lokasi hotel dan tourist attraction) masih memerlukan waktu 20-30 menit untuk mencapainya. Menurut email yang dikirimkan dari hotel, mereka akan menjemput kami di otogar.

Bus kali ini, KamilKoc memang lebih nyaman dibanding bus-bus sebelumnya. Selain kursi yang nyaman, dan ruangan untuk kaki yang lega (penting ini buat yang berkaki panjang), makanan ringan dan minuman yang disediakan juga enak, hahahaha.. Kami menemukan biscuit from heaven (Andro said) dan minuman lemon yang menjadi favorit kami seterusnya.

Tutku, the choco filling biscuits from heaven

Uludag Limonata

Huuff.. membicarakan dua benda itu jadi pengen, hahahaha... Seperti di bus Nevsehir disini juga tersedia USB port untuk menge-charge gadget (Metro ada USB tapi tidak bisa ngecharge). Dan juga terdapat free wifi seperti bus lainnya. Namun, untuk memakai wifi di KamilKoc harus memasukkan kode yang tercetak di tiket. Masalahnya karena kami memesan tiket bersamaan, nomor yang tersedia hanya satu. Pakai wifi nya bergantian deh...

Kurang lebih pukul 18.30, bus tiba di Denizli otogar. Seperti biasa kami berniat meminta tolong pihak bus atau information untuk menelfon hotel. Tapi ternyata dari KamilKoc menyediakan free shuttle untuk ke penginapan untuk penumpangnya. Wow! What a great service?

Sebelum berangkat menuju Pamukkale, kami membeli tiket untuk esok hari, dengan tujuan Kusadasi. Seperti yang tertera di website, bus menuju Kusadasi berangkat pukul 16.30 dari Denizli otogar, dan tiba pukul 20.15. Kami naik KamilKoc lagi dengan harga tiket 30TL/person.

Shuttle yang mengantar kami kali ini bisa menampung kami ber6 sekali jalan berikut koper, tidak dibagi 2 grup lagi ;D Kurang lebih 30 menit perjalanan tibalah kami di depan hostel kami Artemis Yoruk Hotel. Dalam perjalanan menuju ke hotel ini, kami melewati travertine Cotton Castle, yang merupakan ikon Pamukkale. Ternyata dari hotel kami menuju Cotton Castle (Hierapolis) dapat dicapai tidak jauh, bisa dengan berjalan kaki sebentar saja :D

Sembari check in dan mengurus pembayaran, kami berkenalan dan mengobrol dengan staf hotel. Pemilik hotel yang tadi menyambut kami di depan (maaf saya lupa juga namanya) ternyata juga memiliki bisnis bus antarkota dan local tour&travel, yang kantornya tepat di seberang hotel. Beliau menawarkan bus untuk tujuan kami selanjutnya, tapi sayangnya kami sudah memesan tiket KamilKoc. Tampaknya beliau memang orang berpengaruh di Pamukkale, saat di Denizli otogar, setelah kami bilang kami menginap di Artemis semua orang disana tahu. Selanjutnya kami menuju ke kamar kami untuk menaruh koper. Sebelumnya staf hotel mengatakan kalau hari ini ada barbeque party di restaurant, dan kami diharapkan ikut, Waaaww! Asik makan gratis :p 

Hotel ini tampak sudah tua, terlihat dari bangunannya. Kamarnya juga tidak spesial, bahkan kalau kata Opet seperti hotel di Sukabumi, hahahaha.. Kamar saya, Ntri, dan Opet berada dan lantai 1 menghadap kolam renang. Kamar para laki-laki di lantai 2 (dan tidak ada lift), semangat guys!

Tak lama kami bersiap untuk santap malam. Hmmmm aroma grill menggoda lidah dan perut ;9
Di ruang makan ramai cukup ramai dengan turis lain, anyway ini hotel teramai yang kami tinggali sejauh ini. Untuk pilihan bbq tersedia fish, beef, chicken, and meatball, tapi karena kami tiba agak telat jadi yang tersedia hanya meatball dan chicken. Padahal lagi ngidam ikan, huhuhu so I ordered the meatball, minumnya hot water saja, dingiiiinn...


meatball bbq ala Artemis

menjelang bbq party:D

Alhamdulillah bbq nya yummy dan mengenyangkan :)
Tapi ternyata kami ge er, bbq nya tidak gratis! Hahaha 10TL/portion, hahahaha still affordable, it's okay.

Hari sudah gelap tapi kami berniat berjalan-jalan keluar untuk melihat-lihat Pamukkale. Di luar sepiiii sekali, tidak ada orang yang berjalan-jalan, hanya ada penjaga toko dan restaurant, serta pengunjung di dalamnya. Kami mampir ke minimarket untuk membeli cemilan dan minuman limon, yang ternyata berbada dengan yang di KamilKoc. Udara terasa makin dingin menusuk, kami membatalkan rencana berjalan menuju danau dan kembali ke hotel.

Di lobi hotel cukup ramai akan tamu dan staf yang menonton pertandingan sepakbola. Malam ini sedang berlangsung pertandingan antara Chelsea vs PSG Dari kemarin sebetulnya Andre dan Radit sudah membicarakan pertandingan ini dan sebisa mungkin diusahakan untuk menonton, nah kesampean. Sembari menonton, ngemil, internetan, dan sesekali mengobrol dengan penonton yang lain. Sejujurnya saya bukan penggemar sepakbola, bahkan tidak mengerti , saya satu-satunya yang tidak mengerti disini :") eh sorry ada Andro juga sih :") Akhirnya saya memutuskan kembali ke kamar duluan untuk mandi (dan karena ga ngerti tontonannya :"))

Tak lama Opet dan Ntri juga kembali, dan kami beristirahat karena jadwal besok cukup padat.

See you tomorrow :)


Wednesday, April 9, 2014

Good morning!
Hari ini, 9 April 2014, merupakan legislative election day in Indonesia. We're really sorry we didn't use our right to choose, baru nyadar setelah issued tiket, hehehehe..^^v

Today's schedule is exploring Hierapolis-Pamukkale. Sebelumnya kami sarapan dahulu di hotel. Ramaaaaaiii.. heran karena di dua kota sebelumnya kami selayaknya pemilik hotel karena tidak ada penghuni lain, tapi kali ini ramai sekali.

Lucu deh, sarapan disediakan berupa buffet, dan karena warga Turki wajib makan sayur-sayuran saat sarapan, esp tomat dan timun, di buffet pun disediakan irisan tomat, timun, dan beberapa dedaunan yang saya tidak tahu namanya. Jadi seperti lalapan di restaurant Sunda ;p Hotel juga menyediakan telur mata sapi, jika berminat bisa pesan ke salah satu staf. Saat diantar ke meja telur tidak disajikan di piring, tetapi disajikan bersama dengan teflon nya (kecil sih) hahahaha.. sayang saya lupa memotret.

Selesai sarapan, dan menitipkan koper di concierge karena kami akan langsung check out, dan tak  lupa juga menanyakan perihal shuttle untuk menuju Denizli otogar.Menurut pemilik hotel, shuttle bus akan ada pukul 15.00. Okey, now we're ready to exploring Pamukkale!

Pamukkale means Cotton Castle, karena ciri khasnya yakni travertine/white terraces,  yang berwarna putih seperti kapas. Pamukkale sering digunakan untuk menyebut the white terraces, namun sebetulnya Pamukkale adalah keseluruhan wilayah, mencakup Hierapolis. Hierapolis sendiri adalah reruntuhan (ruins) the ancient Greco-Roman city, one of the UNESCO World Heritage sites. Di dalam komplek Hierapolis-Pamukkale terdapat juga Necropolis the largest graveyards of ancient world, Cleoparta Antique Thermal Pool - kolam buatan dengan desain Roman kuno, Pamukkale Antique Tiyatro (Amphitheatre) and many other ruins.

Komples Hierapolis-Pamukkale memiliki 3 entrance gate. Main gate yang menjadi pintu masuk umum untuk group tour, South Gate, dan Middle Entrance. Main and south gate dimulai dari atas, melewati ruins lalu berakhir di travertine. Middle enterance langsung menuju travertine. Kami masuk melalui middle entrance karena pintu itu yang paling dekat dengan hotel, sangat dekat bahkan. Admission fee untuk memasuki Hierapolis-Pamukkale adalah 20TL/orang. More about Pamukkale and Hierapolis here


Hierapolis - Pamukkale maps

Hamparan batuan kalsium berwarna putih dan bertingkat langsung membuat saya terpikat! This natural site called travertine or travertenleri in Turkish. Pamukkale travertine terbentuk karena erosi yang diakibatkan cuaca ekstrim. Travertine dialiri air hangat kaya mineral yang konon dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan penyakit, sehingga pengunjung Pamukkale pasti berenang atau sekedar berendam di kolam kolam yang terbentuk dari batuan disini. I feel like I wanna cry, because it was bloody amazing  :')

entrance way to the cotton castle (photo by Radit)

border (photo by Radit)

Selama melewati travertine dilarang menggunakan alas kaki, demi menjaga tetap bersih dan terjaga. Di pintu masuk disediakan kantung plastik untuk membungkus sepatu. Hari masih pagi, udara sekitar masih terasa dingin, oleh karena itu saya memakai baju dan bawahan panjang serta agak tebal. Saat buka sepatu, kaki agak semriwing...

We're taking many pictures, yeah because the combination between white stones, blue water, and clear blue sky (and also our-blue-themed-wardrobe) was not only really beautiful but also nice to be photographed :)


White terrace, looks like snow, but they're stone

travertine and (not really) hot spring pool
details (photo by Radit)

details (photo by Radit)

details (photo by Radit)

Karena kami datang awal, disini belum terlalu ramai pengunjung, so, bisa foto-foto dengan bebasss...

Andro saying "hi"
be careful of the slippery and rough stone (photo by Radit)

Celup celup kaki di aliran air (photo by Radit)

Radit (photo by Andro)

Andrea (photo by Andro) 
Andro (photo by Ntri)
Opet and her reflection (photo by Andro)

Ntri (photo by Andro)

Ika's ootd (photo by Ntri)
white t-shirt : pasar senen, skort : GU, legging : ITC mangga dua, coat : olive hotstuff
bag : bree, sunglasses : gift from best friends

Di Hierapolis tersedia atraksi paragliding. Saat di hotel kami sudah ditawarkan oleh salah satu staf, dan di loket pembelian tiket pun ada yang menawarkan. Namun karena waktu terbatas dan masalah biaya kami menolaknya. Cuaca dan angin sedang bagus, sehingga hari ini cukup banyak paragliding yang terbang. Setelah mendaki travertine sampai ke atas, melihat ke bawah pengunjung sudah jauh lebih ramai dibanding tadi. Diatas adalah Hierapolis, reruntuhan kekaisaran Romawi. Tujuan kami selanjutnya menuju Cleopatra Antique Pools karena para laki-laki ingin berenang disana, hahahaha..
Sebelumnya kami melihat-lihat travertine di sisi lain yang tidak bisa dimasuki pengunjung. Kali ini kami sudah kembali memakai alas kaki :D

Pamukkale's paragliding (photo by Radit)

another side (photo by Radit)
(photo by Ntri)

this area is forbidden to enter
Andro and Andre in light blue

Cleoparta Antique Thermal Pool merupakan kolam renang air hangat buatan dengan desain ancient Rome. Di dalam kolam terdapat puing-puing untuk memberikan kesan yang berbeda dari kolam pada umumnya. Untuk berenang disini dikenakan biaya tambahan sebesar 30TL. Entah karena low season, masih agak pagi, atau karena udara cenderung dingin, tidak ada seorangpun yang berenang di kolam tersebut. Teman-teman pun jadi mengurungkan niat untuk berenang. Kami hanya duduk-duduk di kursi tepi kolam sambil menikmati pemandangan.

The Cleopatra Antique Pool

the ruins beneath the pool

 G11's selfie moment :D

Puas duduk-duduk dan melihat-lihat souvenir shop disini (saya membeli snow globe as always) perjalanan berlanjut menuju Amphitheatre. Jalanan menuju amphitheatre menanjak dan berbatu-batu, lagi-lagi diperlukan sepatu yang kuat. Di sepanjang jalan terdapat reruntuhan Hierapolis. Hierapolis means holy city, karena dahulu di wilayah ini banyak terdapat temple dan religious building. Selain itu juga terdapat reruntuhan fountain and bath, karena di wilayah ini terdapat sumber air.


way to the theatre (photo by Radit)

ruins (photo by Radit)



Pamukkale Antique Tiyatro atau The Roman Theatre/Amphithatre dahulu merupakan tempat berlangsungnya upacara keagamaan, konser, dan kompetisi.
Menurut www.pamukkale.net theatre ini memiliki kapasitas 8500 - 10.000 penonton dan dibagi menjadi 2 bagian seat, upper and lower.


the history of the tiyatro
The Roman Amphitheatre

the stage
Pardon our selfie, we're just really love to take photos here ^^



(photo by Ntri)
tongsis moment

(photo by Opet)

(photo by Andro)

tongsis moment, again :p

Matahari semakin terik dan perut mulai lapar. Kami memutuskan untuk kembali bawah dan mencari makan siang, sekaligus bersiap-siap untuk menuju Denizli. Tampaknya satu hari di Pamukkale tidak cukup, kami tidak dapat waktu untuk menikmati senja di Cotton Castle :(


walking down

Untuk kembali ke daerah penginapan, kami melewati jalan yang sama, kembali melewati travertine menuju middle entrance. Wow! Sekarang kolam kolam travertines sudah ramai, banyak yang berendam dan berenang, dan banyak yang memakai bikini dan pakaian renang. Yeah, makin siang cuaca memang semakin panas, saya jadi merasa salah kostum pakai serba panjang dan tebal..

Pesona cotton castle memang sulit disangkal, perjalanan kembali pun tersendat karena kami kembali taking pictures :p Disini kami bertemu dengan pasangan muda dari Indonesia (sedang berendam) yang sepertinya liburan dalam rangka honeymoon. Mereka tidak menginap di Pamukkale, baru tiba tadi pagi dan akan melanjutkan perjalanan ke Kusadasi pukul 16.00 nanti. Wah rutenya sama, tapi mereka naik bus Metro, hehehe gajadi bareng deh..

that's why they call it cotton castle :) (photo by Radit)
best spot (photo by Andro)
(photo by Opet)

salah kostum? no problem (photo by  Andrea)

city view at the back (photo by Andrea)

(photo by Ntri)

(photo by Ntri)

till we meet again Pamukkale :')

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 sedangkan shuttle akan berangkat pukul 15.00. Segera lah kami mencari restaurant terdekat. Turkish restaurant dengan ornamen karpet turki sebagai main decoration yang mengingatkan Andro kembali pada karpet yang belum jadi dia beli. Pas sekali di resto ini menyediakan menu trout fish, dimana saya sudah ngidam sejak di Cappadocia, hehehee kali ini saya sharing dengan Opet. Selain maincourse kami juga memesan beef gozleme sebagai tambahan. Dan tentu saja roti selalu tersedia sebagai complimentary dishes

Singkat cerita selesai makan sudah lewat pukul 3. Si pemilik hotel tidak ada, jadi kami meminta tolong manager hotel untuk mencarikan shuttle. Beberapa menit kami menunggu, sepertinya shuttle memang sudah lewat. Namun akhirnya beliau kembali dan meminta kami bersiap di depan pintu hotel. Tak lama kemudian datang sebuah mobil yang mirip shuttle namun ramai isinya, yup ternyata itu adalah dolmus Pamukkale-Denizli. Koper kami untungnya muat semua di bagasi. Sepanjang perjalanan bus menaikkan dan menurunkan penumpang layaknya angkot. Bisa dibilang dolmus ini penuh dan beberapa dari kami (tepatnya para laki-laki) giving up our seat for the one who needed more. Biaya dolmus saya (dan teman-teman) lupa angka tepatnya, range sekitar 2,5 - 5 TL/orang. Pemberhentian terakhir yakini di Denizli otogar, kami turun dan segera menuju KamilKoc yang sudah menanti. Perjalanan Pamukkale-Kusadasi memakan waktu 3 jam 45 menit dan diperkirakan tiba pukul 20.15 saat hari sudah gelap. 

Bus ini berbeda tipe dengan bus sebelumnya, seat nya 1-2, sedangkan yang sebelumnya 2-2. Lebih kecil tapi terasa lebih lega. Okay, saatnya beristirahat dan menikmati tutku biscuit dan limonata dalam KamilKoc. Sama seperti sebelumnya wifi nya juga hanya bisa dipakai bergantian. 

Before the ending, there are the Pamukkale's facts :
  1. Pamukkale terletak di provinsi Denizli, dan berada 19km di utara Denizli. Untuk mencapainya dari kota lain harus melalui Denizli terlebih dahulu, lalu dengan menggunakan dolmus atau shuttle bus menuju Pamukkale. 
  2. Disebut Pamukkale atau Cotton Castle karena deposit batuan limestone dan kalsium berwarna putih tampak seperti kapas serta bentuknya yang tinggi dan kuat seperti istana. Ada pula yang mengatakan kalau pada jaman dahulu air disini diperlukan sebagai bahan untuk mencuci kapas yang merupakan komoditi lokal Denizli.
  3. Kandungan mineral dalam air dalam thermal pool di cotton castle dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan baik untuk kulit. Terdapat produk spa seperti body lotion dan body wash yang terbuat dari mineral Pamukkale dan diperjualbelikan di Pamukkale.
  4. Hati-hati saat berjalan di travertine cotton castle, harus pelan-pelan karena licin dan di beberapa bagian struktur batuannya agak tajam, "kakikuh moment" lah disini :p
  5. Harga barang di Pamukkale cenderung lebih murah dibanding di kota lain di Turki. Sedangkan predikat kota termahal ditempati oleh Istanbul dan Izmir. 
  6. Seperti di kota lainnya,  Pamukkale juga banyak anjing dan kucing liar yang tampak sehat berkeliaran bebas. 
  7. Pamukkale ditetapkan sebagai UNESCO world heritage site, dan sejak penetapan itu area ini lebih restricted untuk menjaga struktur kalsium di dalamnya. Seperti pengurangan balon di Cappadocia, terjadi penurunan jumlah hotel di Pamukkale demi menjaga natural site ini tetap terjaga. Aturan tidak boleh memakai alas kaki juga ternyata berpengaruh terhadap mempertahankan endapan kalsium agar tidak mudah rusak, bukan hanya agar tidak kotor. 


Pamukkale collage by Andro Kaliandi

Hope we'll meet you again Pamukkale.. :)
and welcome to Kusadasi.... :)


No comments:

Post a Comment