Wednesday, May 21, 2014

TURKEY : Ancient site Ephesus and bay city Kusadasi

Wednesday, April 9, 2014

Evening in Kusadasi..


Sesuai yang dijadwalkan, bus tiba di Kusadasi Otogar pukul 20.15, saat hari sudah gelap. Kusadasi merupakan kota pantai di wilayah Izmir, yang konon katanya mahal, tapi kami berhasil dapat penginapan dengan harga sangat murah. Bus station terletak di pinggiran kota, sepi sekali suasana disini, jalan menuju kemaripun melewati pemukiman yang sepi. Seperti biasa, begitu tiba di bus station, kami menuju loket KamilKoc untuk membeli tiket untuk tujuan berikutnya. Tiket Kusadasi - Bursa esok hari pukul 23.15, yeah kami akan kembali bermalam di bus, seharga 50TL/tiket.

KamilKoc Kusadasi juga menyediakan shuttle untuk menuju hotel. Kami menunjukkan bukti pemesanan hotel kami kepada sang driver, lalu berangkat menuju hotel. Di pusat kota Kusadasi, kondisi cukup ramai, terutama di tepi pantai yang juga memiliki banyak ruang terbuka publik serta cafe and resto. Kontur tanah Kusadasi tidak datar, banyak jalanan menanjak yang cukup ekstrim. Bila dilihat dari jauh bangunan di dataran menanjang tampak menarik karena terlihat seperti bertingkat-tingkat. 

Hotel yang akan kami tinggalai bernama Panorama Backpacker meeting point, kami memesannya via http://www.hostelbookers.com/. Tampaknya hotel ini tidak terkenal, supir shuttle beberapa kali bertanya pada orang sekitar mengenai lokasi hotel. Sampai akhirnya shuttle berhenti di ujung sebuah jalan yang agak sepi. Dan sang driver mengatakan kalau hotel masih diujung jalan yang tampak menanjak, dan hana bisa dilewati dengan berjalan kaki.

Jalanan yang dimaksud menanjak cukup curam, sepi, dan agak gelap :| agak khawatir tapi karena jumlah kami berenam, saya merasa lebih tenang. Kalau melihat kanan kiri, jalanan ini  adalah pertokoan, namun sudah tutup karena sudah malam. Hotel sudah terlihat, bangunan terang di kanan jalan. Di dalam pun sepi, hanya ada seorang bapak tua penjaga hotel. Entah karena sepi dan sudah malam atau bagaimana bapak ini juga jadi tampak menakutkan.... rambut putih, gigi indikasi gigi tiruan lepasan dan pro perawatan perio (sorry dentistry things), berjalan agak pincang, dan suara yang terdengar parau. :| :| :|

Beres check in, kami diberi 2 kunci kamar di lantai 2. Untuk mencapainya harus menggunakan lift dan lift tersebut hanya muat 2 orang + 2 koper. Saya dan Opet naik duluan bersama koper-koper. Sampai di atas dan pintu lift terbuka......................gelap.................iya gelaappp................saya panik dan berniat untuk kembali ke bawah menggunakan lift. Opet yang tampak lebih tenang (walaupun takut juga) melihat ada kamar di sebelah kanan lift yang pintunya terbuka dan lampunya menyala dan mengajak saya untuk masuk. Ya, kamar itulah kamar kami, nomernya sesuai yang tertulis di kunci. Kamarnya standar, cukup luas, namun dingin dan bau kucing.

Selanjutnya semua sudah tiba diatas dan berkumpul di kamar ini, bingung. Baru saya berniat untuk turun dan bertanya kepada petugas hotel, lift tiba-tiba terbuka dan si penjaga datang. Dia mengatakan bahwa kamar yang sudah kami masuki benar kamar kami dan kamar satunya berada di ujung gang gelap itu. Saat melewati lorong, lampu koridor otomatis menyala,,, oooooo.... hahahhahaha karena terlalu takut bahkan kami tak berani melangkah :"(. Don't expect to much to the cheap-priced-hotel.
Kamar yang satu bermasalah di kamar mandinya, sehingga untuk mandi harus menggunakan kamar mandi di sebelah kamar yang tadi sudah kami masuki. Seperti biasa laki-laki mengalah, mereka menggunakan kamar yang kamar mandinya rusak, dan kami di kamar dengan kamar mandi berfungsi normal, yang ternyata air panasnya tidak menyala. Oke ga mandi deh malam ini, dingiiiinn kakaaakk.. >.<

Untuk makan malam kami menyantap bekal yang ada, rice crackers, selime monastery alias abon, keripik melinjo, potato chips, fitbar, dan mie gelas yang dijadikan mie remes karena tidak ada air panas. Sediihh yaa malam ini, hahahahahahaa..

Beres sikat gigi, cuci-cuci, solat dan lain-lain kami memutuskan tidur. Kali ini salah satu lampu dibiarkan menyala, karena kami takut. Alhasil saya yang biasa tidur dalam kegelapan tidak bisa tiduuurrr, dan kedinginan. Sempat panik juga karena nafas Opet tiba-tiba mengeluarkan bunyi selayaknya asma kambuh. Sepertinya karena bulu kucing dan debu :( Opet segera minum obat dan kembali tidur, Alhamdulillah sampai keesokan hari tidak terjadi apa-apa.

Okey.. I'm trying to sleep under the light..
Sleep...sleep...sleep....


Thursday, April 10, 2014

Sulit sekali untuk tidur dalam cahaya dan udara dingin untuk saya. Dan ternyata Opet dan Ntri juga tidak bisa tidur dengan baik. Setelah solat subuh, saya nyempil tidur di kasur Opet, lumayan bisa tidur lebih berkualitas. Sampai pukul 07.00 kami bangun dan memutuskan untuk mandi bertiga di kamar sebelah yang ada air hangat, dan berlanjut dengan packing.


the corridor, the white door is the elevator (photo by Radit)

Kami tidak dapat sarapan dari hotel, wajar sih, secara  disini semalam hanya 8-9 USD per orang. Ternyata di hotel ini bukan kami saja penghuninya, di sebelah kamar laki-laki ada yang menempati. Kami akan mengunjungi Ephesus hari ini, yang kurang lebih berjarak 15 menit perjalanan dengan mobil dari Kusadasi. Setelah check out dan menitipkan barang kepada si penjaga hotel yang selalu merokok sepanjang waktu (orang yang sama dengan tadi malam, saya lupa namanya), kami mencari sarapan sebelum menuju tempat wisata.

Mengikuti peta buatan si bapak penjaga hotel, kami sampai di lokasi yang cukup ramai dengan manusia. Daerah ini disebut Bazaar, atau market (english) atau pasar (bahasa). Bukan pasar yang menjual sayur dan ikan yaa, lebih ke pasar yang menjual pakaian, sepatu, souvenir, dan kebutuhan lainnya. Tersebar juga money changer, restaurant, dan kafe. Kami menetapkan pilihan pada restaurant yang menyajikan menu breakfast dengan free tea/coffee (terpengaruh promo :p).


view from our seat (photo by Radit)

Semua kelaparan karena makan malam yang tidak memadai. Teman-teman memesan full english breakfast, saya memesan burger + fries, hahahaha not in the turkish breakfast mood. Opet yang sejak awal penasararan dengan Turkish coffee akhirnya memesannya disini. Kembali tidak mencatat/memfoto nama restaurant nya, suasana disini menyenangkan dan makanannya enak dan porsinya besar :) :) :)


a set of Turkish coffee, contains black coffee, water, and turkish delight (photo by Opet)

Kami juga sembari bertanya kepada pemilik/pelayan restaurant how to get to Ephesus. Dari info di internet kami mendapat info kalau ada dolmus dari Kusadasi - Selçuk tiap 15 menit, dan seharga 5TL sekali jalan. Namun dolmus hanya melewati pintu masuk di bawah, dimana kalau menurut sumber lebih baik mulai dari pintu atas dan berakhir di bawah. Karena perlu mendaki dan berjalan cukup jauh bila memulai dari bawah, dan setelah sampai diatas harus kembali lagi ke bawah untuk mencari dolmus. Banyak sumber di internet yang memberikan saran agar naik dolmus sampai pintu bawah, baru kemudian naik taksi ke atas. Tadinya kami akan menggunakan opsi itu. Namun, pemilik restaurant memberikan saran agar kami naik taksi saja dari sini, karena dia memiliki kenalan supir taksi terpercaya dan karena jumlah kami pas dalam 1 taksi besar. Dia menawarkan 50 Euro untuk Kusadasi - Selçuk (Ephesus) - Kusadasi. Setelah menimbang-nimbang akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan taksi.

Taksi yang kami naiki berukuran besar jd muat menampung kami semua, dengan supir taksi bernama Fatih (kali ini saya ingat karena masih menyimpan kartu namanya :p). Ephesus berada di Selçuk, 19 km dari Kusadasi, masih di wilayah Izmir. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Kami sembari mengobrol dengan supir taksi, membincangkan mengenai pariwisata Turki. Andro yang duduk di samping pak supir memainkan lagu dari playlist iPhone nya, of course the top 40 list, hahahahaa...


Fatih menawarkan kami bila ingin mengunjungi House of Virgin Mary yang juga objek wisata populer di Ephesus. Namun, atas berbagai pertimbangan kami memutuskan ke Ephesus saja. Kami melewati gerbang bawah, dan melanjutkan perjalanan menuju gerbang atas. Jaraknya lumayan juga. Setibanya di atas, kami turun dan mencatat nomor polisi taksi, dan akan bertemu kembali dengan Fatih di gerbang bawah.

Ephesus was an ancient Greek city, one of the greatest of Ionian cities. Dahulu Ephesus atau yang disebut Efes oleh warga Turki, memiliki the greatest seaport yang merupakan pusat pelayaran dan perdagangan. Sejarah dan hal-hal lain mengenai Ephesus bisa dibaca di link ini. Untuk memasuki Ephesus archeological site dikenakan biaya 25TL/orang. Kalau melihat ruins seperti ini saya jadi membayangkan dulunya seperti apa, dan kegiatan apa saja yang terjadi disitu.. 


the ruins

pathway (photo by Radit)

(photo by Radit)

Ephesus in spring

Langit sedang biru cerah, walaupun matahari bersinar sangat terik. Let the pictures tell how marvellous Ephesus is...


just us strike a pose (photo by Ntri)

Basilica (photo by Andro)

stripes (photo by Ntri)


besties :)

my ootd (photo by Ntri)
stripes t-shirt : pasar senen, jeans : uniqlo, leather jacket : massimo dutti (Ntri's)
bag : bree, shoes : andre comfort, sunglasses : gift from best friends 

Btw itu baru di bagian depan dari ancient site ini. Kami lanjut ke dalam menyusuri Basilica, melewati State Agora, Fountain, Temple of Domitian, Hercules Gate, dan lain lain, hingga mencapai Celcus Library yang katanya merupakan the most beautiful structure in Ephesus.


Andro between the ruins (photo by Radit)
ancient site and clear blue sky (photo by Radit)
cute little couple (or siblings?) (photo by Radit)

Opet (photo by Ntri)

The Hercules Gate (photo by Ntri)

Andrea walking through the alley (photo by Andro)

ancient Greek statue

(photo by Radit)

Saat sedang menikmati bangunan, ada 2 orang anak usia high school menghampiri saya. Mereka mau mewawancarai saya dalam rangka tugas Bahasa Inggris. Hihihii jadi ingat dulu saat SMA saya juga pernah dapat tugas untuk mewawancarai turis asing. Mengobrol lah kami.. tapi ternyata mereka hanya latihan conversation tanpa membuat catatan atau rekaman. Setelah mereka pamit, saya jadi memperhatikan, hari itu banyak anak-anak usia high school di Ephesus dan menghampiri turis-turis asing untuk mengobrol. Hmmm nampaknya Ephesus juga merupakan lokasi bersejarah yang wajib didatangi anak sekolah :)


being interviewed by those high school boys (photo by Radit)

Di Celcus Library sudah banyak pengunjung yang berkumpul, beberapa dari group tour. Kami mencari celah untuk mendapatkan clear shoot tanpa orang-orang. Namun ternyata sulit......


the famous Celcus Library

Library of Celcus (photo by Radit)

details (photo by Radit)

Radit, this photo taken from inside the Library (photo by Andro)

center of the Library (photo by Radit)

Jumping inside Library, Opet vs Andro

earth-themed-wardrobe (photo by Andro)

Makin siang Celcus Library makin ramai oleh pengunjung, terutama group tour dari Asia, yang sepertinya berasal dari Korea, Jepang, dan Cina. Kami melanjutkan petualangan menuju Amphitheatre sembari photo stop di lokasi-lokasi menarik.


(photo by Radit)

the sign of spring (photo by Andrea)


Pintu masuk Amphiteatre berada di kursi teratas theatre, sehingga kami perlu berjalan mendaki ke atas. Dan lagi-lagi diperlukan sepatu yang kuat, walaupun disini jalannya sudah lebih halus dibandingkan Pamukkale. 

way to the theatre (photo by Andrea)

The Great Theatre setinggi 18 meter ini dibagi memliki 66 row kursi dan dipisahkan oleh 2 diazoma (jalan di tengah row kursi) yang membaginya menjadi 3 section. Section paling bawah, disediakan untuk orang-orang penting. Kapasitas theatre ini yakni 25.000 kursi. Tidak hanya drama dan konser yang dahulu diselenggarakan disini, theatre ini juga dijadikan tempat untuk diskusi keagamaan, politik dan filosofi, serta gladiator and animal fight



The Great Theatre, Ephesus (photo by Radit)

Just for fun, we doing some 'weird' pose :") pardon our selfie :")


Girls copying Radit's signature style (photo by Andro)

Sarimin style ;p (photo by Andro)

and the normal one (photo by Andrea)

Boys (photo by Ntri)

"Toyor Andre" tribute to Opet (photo by Ntri)

Pantura's style:D (photo by Ntri)

Hahahahahhaa.. still laughing when seeing those pictures :D
Ternyata bukan kami saja yang berbuat "aneh-aneh". Serombongan turis asal Cina yang berkunjung kemari mengadakan pertunjukan dadakan di panggung theatre. Meraka bernyanyi lagu dengan bahasa mereka (nampaknya lagu klasik yang populer) dan menarikan tarian tradisional singkat. Hahahahaa lucu dan heboh.. Hebatnya si penyanyi bisa menghasilkan suara sangat kencang dan jelas untuk dapat didengar di seantero theatre. Semua yang ada disitu ikut menjadi penonton dan memberikan tepuk tangan meriah, termasuk kami yang juga terhibur :)) 

pertunjukan dadakan (photo by Radit)

zoom in (photo by Radit)

The journey continues to...... end of ancient city. Sudah dua jam lebih kami di dalam, dan sudah perlu asupan makanan lagi. Sebeluam keluar dari Ephesus museum, kami mampir ke official souvenir shop yang memberikan sample Turkish delight rasa dewa..!!! hahahaha iyaaa enak banget rasanya, tapi ragu kalau beli sekarang, karena rencana kami belanja besar adalah di hari-hari terakhir. 


(photo by Radit)

one of a kind blooming tree (photo by Radit)

the singing trees (photo by Radit)

Sepanjang jalan setapak menuju pintu keluar, ditumbuhi sederetan pohon pinus yang mengeluarkan suara saat angin bertiup. Merdu dan menenangkan sekalii mendengarkannya... walaupun kalau malam hari mungkin jadi horor :p. You should hear it by yourself, it's nice :)
Keluar pintu seperti biasa saya mampir dulu ke non-official souvenir shop untuk membeli snowglobe. Harus nawar lho disini, padahal saya iseng saja nawar, ternyata dikasih, hmm hmm hmmm... 
Kami kembali bertemu Fatih dan kembali ke Kusadasi. Di perjalanan, kami berhenti sebentar karena Andro-yang-terobsesi-dengan-binatang ingin mengambil gambar sapi perah yang sedang merumput di tepi jalan.

Opet si anak gembala (photo by Andro)

Sepanjang perjalanan pulang saya dan Ntri agak khawatir melihat argo taksi karena out of budget. Deg-degan!!
Tapi Alhamdulillah sesampainya kembali di center Kusadasi, atas saran Ntri, saya langsung serahkan 50 euro, dan Fatih tidak ngomong apa-apa lagi selain "thank you".. fiuuuhhh....

Siang menjelang sore begini, center Kusadasi terlihat ramai, ya karena daerah tempat kami turun tadi merupakan Bazaar alias pasar kalau dalam istilah Bahasa Indonesia. Untuk makan siang, setelah berjalan dan berkeliling, kami memutuskan untuk makan di McD (yang sudah diidamkan sejak di Cappadocia) sembari duduk-duduk menghabiskan waktu. 


found this multicolor stairs in center Kusadasi (photo by Andrea)

Matahari sudah mulai turun, hari mulai sore. Kami akan menghabiskan waktu di sepanjang pantai Kusadasi, yang sebelumnya sudah kami lewati dengan taksi. Semua ditempuh dengan berjalan kaki. Yeah, this trip is all about walking! :D Sepanjang melewati bazaar semua pedagang menawarkan dagangannya dan menebak-nebak asal negara kami.
"Hai Malaysia, apa kabar...?"
"Are you from Philippine? "
"Hai Indonesia, murah..murah..."
"Sawade ka....."
Hhiiihihihii... lucu...

Kusadasi Marina, ramai akan orang-orang yang berkumpul, duduk-duduk santai, menikmati pemandangan dari cafe, jogging, mengajak binatang peliharaan (yang adalah anjing) jalan-jalan, dan sebagainya. 


Kusadasi Marina's view

this bench available along the marina

reminiscing childhood (photo by Ntri)

enjoying Kusadasi (photo by Ntri)

Sayang sekali kami tidak bisa melakukan tongsis moment, karena tongsis Andro mengalami cedera. Bracket-nya patah di salah satu bagian jadi harus diikat supaya bisa "megang" hp. Daripada terjadi apa-apa sama si iPhone jadinya tongsis disimpan untuk sementara.

Ada sebuah bangunan menarik di Kusadasi. Semacam jembatan dengan desain arsitektur modern minimalis. Sayang saya tidak memfoto keseluruhan jembatannya. Di sini pula terdapat semacam food court dan kumpulan kafe yang menghadap laut.


glass accent

small mercusuar out there (photo by Ntri)

Diatas jembatan terjadi "anginkuh moment". Anginnya kenceng banget, dan dingiiinn, cuma Radit yang kuat dingin. Akhirnya kami turun dan duduk-duduk di food court, sembari mampir apotek untuk membeli band aid, untuk kaki Andro yang lecet. Saya dan Opet juga membeli masker wajah, hahahaha super iseng, karena merasa wajah kusam banget dan perlu ditreatment. :p just women being women :)

Hari makin gelap dan hawa semakin dingin. Kami memutuskan untuk kembali saja ke hotel dan menunggu di lobby. Kembali dengan berjalan kaki, dan mengingat-ingat arahnya, untung ada Andrea, the walking map who is easy to remember directions :)

Kami mampir untuk membeli cemilan untuk makan malam. Dan di minimarket ini ternyata ada roti Turki. Ukuran cukup besar hanya 0,9 TL. Radit si pecinta roti tak tanggung-tanggung minta beli 2 roti. Tidak terasa kami sudah sampai hotel dan killing time dengan mongobrol, bersih-bersih, beberes, dan ngemil. Ehem.. roti yang tadi keras juga yaa khas roti Turki. Dan karena belum dipotong agak perjuangan juga makannya, namun Radit tetap berjuang, hahahaha... Again, I wish I didn't wear braces right now.

the steep road, almost 90 degrees :o

Saya meminta tolong petugas hotel untuk menghubungi KamilKoc agar menjemput kami lagi untuk menuju bus station. KamilKoc akan menjemput pukul 22.30 di depan gang yang kemarin kami turun. Ada yang berbeda dari bapak petugas ini, ternyata he had a haircut. Jadi terlihat lebih rapi dan tidak menyeramkan, hahahhaa.. Hebat juga bapak ini, dia yang menjaga dan mengurus hotel sendiri. Saya kurang tau dia pemiliknya atau bukan, tapi yang pasti tidak ada petugas lain disini selain beliau. 

Pukul 22.15, setelah berpamitan dengan bapak penjaga hotel, kami segera menuju tempat janjian. Tidak jauh dan jalannya turunan. Toko-toko sepanjang jalan yang kami lewati sudah tutup dan gelap. Di luar sangat dingiiiiinn.. harus bertahan!

Kami agak panik karena pukul 22.30 shuttle bus belum juga tiba. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu 10 menit, bila shuttle belum juga tiba kami akan naik dolmus atau taksi menuju otogar.

Tik..tok..tok..tok.. 10 menit berlalu.. shuttle tak kunjung tiba, sedangkan kami harus tiba pukul 23.00. Akhirnya saat ada dolmus lewat kami segera naik. Biaya dolmus saya lupa, kalau tidak salah anatara 1,5 - 2TL. Kurang lebih perjalanan memakan waktu 15 menit. Namun dolmus tidak berhenti di dalam otogar, kami tetap harus jalan kaki menuju otogar, dan jalannya gelap serta banyak perbaikan disana-sini. Sambil menggeret koper dan berlari (jadi ingat Istanbul) kami menuju otogar, melewati pembatas jalan, jalan yang berkerikil, sampai akhirnya tiba di depan kantor KamilKoc dan bus tidak ada di depannya. 

Kami menghampiri petugas loket, dan menanyakan bus, dan menceritakan mengenai shuttle yang tak kunjung datang. Menurut petugas wanita itu, shuttle sudah datang menjemput kami dan mencari kami,, hiyaaaaaa selisiban. Lalu dia menelepon rekannya dan memberitahu kalau kami disini. 

Sembari menunggu kami menyempatkan diri ke toilet dan harus berhadapan dengan anjing-anjing yang berkeliaran di otogar :( :( :( Beberapa menit kemudian shuttle bus datang dan kami diminta naik ke dalam shuttle. Bingung, karena jam sudah menunjukkan bahwa jam keberangkatan sudah lewat. Nurut saja deh, mungkin akan diantar ke otogar lain terdekat.

Yup, ternyata bus parkir di salah satu kantor KamilKoc dekat kota. Kami sudah melewatinya tadi saat naik dolmus. Kami mengenalinya karena desain tata lampu yang unik. Kami segera turun shuttle, berterima kasih, menaruh koper di bagasi dan memasuki bus. Saya merasa diliatin oleh penumpang lain, hmmmmmm yasudahlah yaa....

Perjalanan Kusadasi - Bursa memakan waktu 7 jam 15 menit, diperkirakan kami akan tiba di Bursa besok pagi, pukul 06.30. What a hard day! But yeah, that will be unforgettable, and also, I have 5 amazing friends who aren't easy to complain and supporting each others :) This journey won't be happen without you all :)

For the end, fact about Kusadasi-Ephesus 
  1. Dari pengalaman pribadi kami, di kota ini paling banyak hal di luar ekspektasi yang terjadi di kota ini. It will be unforgettable for us :)
  2. Untuk menuju Ephesus bisa saja menginap di Selçuk, lebih dekat bahkan. Kami memilih Kusadasi berdasarkan pertimbangan harga penginapan dan akses bus antarkota.
  3. Selain Ephesus ancient city, objek wisata lain yang recommended dikunjungi di Selçuk yakni House of Virgin Mary, Temple of Artemis, dan Basilica of Saint John

Okay it's a wrap
Good night, selamat tidur... 


No comments:

Post a Comment