Wednesday, April 30, 2014

TURKEY : Cappadocia day 1, Red & Rose Valley

Thursday, April 3, 2014

Gunaydin (good morning)...

Perjalanan Istanbul - Goreme memakan waktu kurang lebih 10 jam 30 menit. Bus kami tiba di Goreme bus station sekitar pukul 08.00. Walaupun bus beberapa kali berhenti di rest area, lumayan nyaman, disediakan cemilan dan minuman, serta ada fasilitas wifi, tetap saja perjalanan panjang membuat kami lelah. Turun bus, kami melihat kantor bus "Metro" dan kamipun memutuskan untuk membeli tiket bus untuk perjalanan berikutnya in advance, supaya tidak terjadi kepanikan seperti sebelumnya. Metro bus rute Cappadocia - Bodrum berangkat pukul 19.30 untuk tanggal 5 April seharga 60TL/person. 

Nevsehir bus contact

Udara pagi ini sangat dingin. Kami semua kedinginan kecuali Radit, dia tampak biasa saja. Selanjutnya pun Radit lah yang paling tahan dengan udara dingin. Dan ternyata terjadi sebuah tragedi yaitu sarung tangannya hilang sebelah. Usut punya usut sih sepertinya jatuh di Istanbul saat mengejar bus. :(

Di Cappadocia, kami menginap di Pandora Cave Hotel yang kami pesan via HostelBookers. Pengelola hotel menyampaikan dalam emailnya kalau ada yang akan menjemput kami di stasiun. Bagian ini di handle oleh Ntri, ibu sekretaris merangkap bendahara kita, yang kemudian menuju bagian informasi untuk minta bantuan pinjaman telefon. Oiya kami tidak membeli simcard lokal karena menurut Ugur terlalu mahal dan kami bisa menggunakan wifi dengan mudah di beberapa tempat untuk berkomunikasi. Sementara Ntri dan Opet menghubungi pihak hotel, saya ke toilet yang berada tidak jauh dari tempat kami. Toilet umum di Turki umumnya menarik biaya 1TL setiap masuk (uang saya lumayan banyak nih habis untuk ini). Sebagai penanda bilik tertulis BAY untuk pria dan BAYAN untuk wanita.

Mobil yang menjemput kami pun tiba, dan yang menjemput adalah pemiliknya langsung, namanya Ummut. Mobil Ummut tidak besar jadi kami bagi 2 kelompok. Yang berangkat pertama cewek cewek, saya, Ntri, dan Opet. Opet sempat khawatir meninggalkan para laki-laki di bus station, sampai Ummut berkata
"Is he your husband?" sambil memandang Opet dan Radit bergantian.
Saya dan Ntri hanya tertawa mendengarnya,
Opet buru-buru mengelak "Oh no no no, we're all friends".
Lalu kami menuju hostel, sembari mengobrol dengan Ummut di dalam mobil.

Cappadocia (english) atau Kapadokya (turkish) terletak di Central Anatolia, di provinsi Nevsehir. Kota (atau desa ya?) ini terlihat sepi sekali. Sepertinya kota ini benar-benar kota wisata, dan bulan April termasuk low season, jadi terlihat sepi. Tidak terlihat kendaraan umum lokal juga di jalan, hmm pantas saja di email si pemilik hotel menawarkan berbagai macam tour dan jasa penyewaan mobil. 

freezing and sleepy faces (photo by Radit)

the car bringing hot air balloon basket (photo by Radit)

Dari stasiun menuju hotel tidak jauh, tapi sepertinya tidak ada kendaraan umum selain taksi. Hotel kami terletak di wilayah Cavusin. Jarak antar wilayah di Cappadocia pendek-pendek. Karena low season tamu yang menginap di Pandora hanya kami sajaa, hahahaha... Tadinya kami memesan kamar dorm berisi 7 bed (maklum irit), tapi ternyata sedang ada masalah jadi kami diberi 2 kamar, satu berisi 2 bed kapasitas 3 orang, yang satu lagi berisi 5 bed kapasitas 6 orang. Waaaah rejeki, alhamdulillah, berhubung cewe-cewe tiba duluan kamipun memilih kamar duluan :p pilih yang untuk ber3. Ummut pun memberikan sarapan gratis untuk hari ini, wooo bahagiaaa... :")


Map of Cappadocia (source : google)
Triple room we've chosen (source : http://www.pandoracavehotel.com/)
Singkat cerita, rombongan pria tiba dan kami menikmati sarapan di restaurant hotel. Sembari menikmati pemadangan dari balkon. Masih ada beberapa balon udara yang terbang dan terlihat dari sini. Kami berencana akan menaikinya besok. Sembari sarapan, Ummut menjelaskan mengenai peta Cappadocia dan menyarankan kami untuk trekking di Red & Rose Valley hari ini, karena lokasinya bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki dari hotel. Ummut sedang sibuk pekan ini, karena sedang menjadi guide dan EO anak-anak high school dari Prancis yang berwisata ke Cappadocia. Setelah menjelaskan secara singkat tentang Cappadocia dan memberika peta, Ummut pergi bekerja. Istri Ummut sedang hamil 7 bulan, dan mereka sekeluarga tinggal juga di hotel ini bersama 2 anak usia sekolah dasar. Selain keluarga kecil ini, ada pula Mohammed yang bantu-bantu segala keperluan untuk tamu hotel. Mereka semua seru dan ramah.

Radit's menu

Pandora's living room (photo by Opet)

a comfy swing at balcony (photo by Opet)
As usual Turkish breakfast, there's always bread (keras), tomatoes, cucumber, and cheese. After finishing our breakfast kami beristirahat dan mandi karena lelah perjalanan semalam, dan berencana keluar setelah zuhur. Untuk makan siang kami makan bekal yang kami bawa dari Jakarta, ikan wader, keripik kentang, abon, rice crackers, kornet, rendang, teri, dan sebagainya. "ngemil" pun masih lapar, lanjut makan mie gelas, minta air panas dan pinjam peralatan ke Mohammed :D

Sesi pijat, thanks Opet :) (photo by Ntri)

View from hotel's balcony (photo by Radit)

Andrea sitting at the warm corner (photo by Radit)

Kurang lebih pukul 12.30, kami berangkat menuju Red & Rose Valley, tetap memakai jaket/coat karena udara cukup dingin. Di tengah jalan kami baru ingat kalau peta, yang sudah diberi petunjuk oleh Ummut, tertinggal di ruang makan, dan ruangan dikunci karena pemilik hotel sedang keluar semua, eeeaaaa... Saya coba iseng minta peta di hostel terdekat. Untungnya dikasih, tapi beda jenis dan agak membingungkan, hahahaha jadi berbekal ingatan akan penjelasan Ummut tadi saja.

Admiring the cave suites (photo by Radit)

Read the map (photo by Radit)

The view is really amazing!! Baru sebentar perjalanan udah banyak spot untuk foto, hahaha.. Batuan Cappadocia memang unik, photo material banget deh.
Disini kita benar-benar trekking naik turun bukit batu pasir. Pantes si Lela bilang di Cappadocia sebaiknya pakai sepatu keds, ternyata benaarr...


Be careful guys (photo by Radit)

Opet merosot (photo by Radit)


Red & Rose Valley characterized by red coloured stone

(photo by Radit)



Our Selfie Moment :p
Namanya hiking di hutan dan bukit ada saja hal "liar". Di tengah jalan, Andrea menemukan jejak hewan yang ukurannya cukup besar. Takut banget kan kalo itu serigala atau hewan buas lainnya (jangankan serigala, anjing aja takut). Dan memang di lembah ini sepanjang mata memandang tidak ada manusia lain selain kami, heran. Selanjutnya dicerikatan dengan foto saja yaa.. :)


Radit's and the footprint (photo by Radit)


Look at the layering colour, marvelous!

 
On top of the world (photo by Radit)

(photo by Andro)


ootd (photo by Andro)
tshirt : uniqlo, sweater : uniqlo, coat : zara trf, jeans : uniqlo, scarf : Korean local product, bag : bree, boots : rieker

Untuk mendapatkan foto diatas, perlu naik batu yang cukup curam. Sayangnya Opet kelelahan, karena sepatu yang dia pake ada hak nya (hebaat yaa Opet hiking pake highheels, applause..). Jadi beliau di bawah saja menjaga tas.. pukpuk Opet..

Opet in "Jared Letto" jacket :p (photo by Radit)




just jump!

Setelah matahari mulai turun dan pencahayaan semakin kurang bagus, kami turun untuk kembali ke hotel. Udara juga semakin dingin. Kami melewati jalan yg sama, jalan yang menantang ituu... Di tengah jalan ada insiden pemukulan yang dilakukan oleh Opet terhadap Ntri!!
Hahaha sebenarnya yang terjadi ada laba-laba hinggap di jilbab Ntri. Opet yang takut dengan laba-laba tepat berdiri di belakang Ntri (saya di belakang Opet), refleks lah itu tangan nampar laba-laba yang berakibat juga menampar kepala Ntri. Dan cerita ini tetap dibahas sampai saat ini...


The Boys with Fairy Chimney at the back (photo by Ntri)

and the girls (photo by Radit)
Selfie moment (again)
Fairy chimney merupakan batuan tunggi memanjang yang dibagian puncaknya merupakan batuan keras yakni basalt dan di bagian bawahnya batuan vulkanik lunak seperti mudstone atau sandstone yang bisa mengalami erosi. Erosi terus terjadi karena perubahan cuaca ekstrim, namun basalt di puncak melindungi batuan lunak di bawahnya dan mencegah terjadinya erosi. Bila basalt di puncak rusak atau jatuh makanbatuan lunak di bawahnya akan mengalami erosi perlahan. Lengkap dan jelasnya Ntri lebih paham, hehehe atau bisa cek tentang Hoodoo.

Andro and Opet (photo by Radit)

Ntri and Ika (photo by Radit)

Radit and Andrea 

Keluar dari lembah, kami lupa jalan pulang. Tersesat dan terjadi tragedi. Diikuti anjing -.-
Mungkin hal biasa untuk beberapa orang, tapi mengerikan untuk saya, Ntri, dan Andro yang takut anjing :(. Udah jalan sok tenang tetep juga diikuti dan didekati, anjing sini lebih agresif daripada yang di Istanbul. Ntri yang membawa tas jinjing nampaknya menarik perhatian anjing itu, Ntri diikuti, karena takut berlindung dengan berjalana memutari Andro. Andro yang juga takut anjing mendekat ke Opet. Lalu terjadi lah simulasi tata surya, hahahaha.. saya berhasil kabur dan menjaga jarak :p Ini antara lucu dan ngeri sih.. hahahahaha maaf ya guys..

that dog! (photo by Radit)

Si anjing tetap mengikuti sampai depan pagar hotel (sempat nanya orang karena kami nyasar) ckckckck..
Sampai hotel, lapar, mau makan bekal saja nggak kenyang. Tanya ke Mohammed rekomendasi makan. Dia menyarankan delivery junk food atau coba restaurant kenalannya. Kami pun memutuskan mau coba restaurant yang ditawarkan, walaupun katanya cukup mahal (range 20-35TL/person). Restaurant nya terletak di Goreme, akan ada mobil dari pihak restaurant yang menjemput kami di hotel.

Kontur tanah di Goreme sempit dan curam, si supir jago banget nyetirnya walau bisa dibilang ugal-ugalan. Koy Evi Restaurant, offers traditional Cappadocia dishes, konsep bangunannya cave restaurant. Kami pesan 4 makanan, saya sharing dengan Andro memesan lamb something (lupa namanya). Daging paha domba bakar dengan salad (yang seperti lalapan) dan disajikan dengan semacam makanan pokok seperti nasi, yang mirip couscous namun berukuran lebih besar. Opet, Ntri, dan Radit memesan menu yang sama, ayam bakar dengan "nasi" dan salad. Yang unik pesanan Andre, chicken pottery kebab. Daging ayam dimasak berkuah dan ditempatkan di dalam tembikar berbentuk seperti guci kecil. Setelah disajikan di meja, pramusaji memecahkan leher guci di depan customer.

my menu
pottery kebab (source : koy evi web)

Menurut saya menu yang saya pesan rasanya enak, lamb nya empuk dan tidak bau. Porsinya juga cukup untuk berdua. Di setiap restaurant Turki selalu disediakan compliment berupa roti, di restaurant ini selain roti disediakan pula saus untuk dipping/pendamping roti yang terbuat dari yoghurt dan daun mint, bayangkan rasanya, hahahaa.. kurang cocok sih di lidah saya.
Alhamdulillah semua kenyang tapi tampaknya yang lain tidak terlalu puas. Untuk makan dan minum kali ini total 120TL. Oiya kami memberlakukan sistem uang kas, yang dikumpulkan di Ntri untuk keperluan yang bersama-sama. Makan ini pun dibayar dengan uang kas, jadi ga lama-lama ngumpulin uang di depan waiter, hehehe..

Pulangnya kami diantar lagi oleh pihak restaurant, sampai hotel segera beristirahat karena besok harus bangun pagi untuk hot air balloon tour,, can't wait! :D

No comments:

Post a Comment