Friday, April 25, 2014

TURKEY : Jakarta - Kuala Lumpur - Istanbul

Wednesday, April 2, 2014

Merhaba...Turkiye..

Kami tiba di Istanbul dengan selamat setelah menempuh perjalanan 2 jam + 10 jam 45 menit (juga transit di Kuala Lumpur selama 1 jam 40 menit). Alhamdulillah semuanya lancar, tidak ada masalah di airport, bagasi sampai dengan selamat, dan semua sehat dan bersemangat. 
Hari ini kami akan bertemu dan bertamuan ke rumah temannya Ntri yang warga Turki asli. Namanya Ugur, M, 19 yo, student jurusan sastra Prancis. Kalu dirunut Ugur ini temennya-temennya-temennya-temennya Ntri, hahahahaa panjang silsilahnya. Ugur tinggal di Aksaray, kami sepakat akan bertemu di stasiun Aksaray di exit B.

Istanbul train and tram map


Dari Attaturk airport ke pusat kota tidaklah sulit. Menuju Aksaray cukup dengan menggunakan metro (underground train) sekali jalan. Biaya perjalainan 1 line kereta adalah 3 lira/person apabila membeli tiket satuan. Namun, atas saran bapak penjaga tiket, kami membeli Istanbulkart, kartu untuk semua transportasi umum seharga 10 lira dengan saldo 6 lira. Keuntungan memiliki Istanbulkart ini biaya satu kali perjalanan menjadi 2 lira, dan 1 kartu bisa dipakai lebih dari 1 orang. Lumayan banget kan hemat 1 lira (dikali 6 jadi 6 lira) tiap kali perjalanan. Untuk top up saldo pun mudah, bisa dilakukan di mesin-mesin yang ada di stasiun metro, tram, dan bus. 
Istanbulkart (source : google)
Singkat cerita kami tiba di Aksaray dan bertemu Ugur yang kemudian mengajak kami untuk mampir ke apartment nya (tujuan kita mau menitipkan koper juga sih sembari jalan-jalan). Apartment Ugur tidak jauh dari stasiun, tipikal apartment Eropa dengan lift minimalis yang hanya muat 2-4 orang tanpa koper. Ugur tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya di lantai 4. Disana kami membersihkan diri (seharian belum mandi lho) dan mengistirahatkan diri. Ibu Ugur dengan baik hati menyambut kami dan menyiapkan sarapan.. :") terharuuu..... 

Turkish Breakfast by Ugur's mom (bread, cheese, cucumbers, and tomatoes is a must)
photo by Ntri

Turkish tea in the signature glass

Cukup asing awalnya dengan sarapan tipe seperti ini, tapi so far kami semua makan dengan lahap. Ibu Ugur juga menyiapkan Ayran untuk kami. Ayran adalah minuman favorit warga Turki yang terbuat dari yoghurt yang dicairkan. Saya termasuk pecinta yoghurt, bahagia deh minum ayran, walaupun rasanya agak-agak janggal karena ASIN. Yoghurt rasa asem-asem sedikit asin? Coba sendirilah kalau ke Turki, wajib! hahahahaha...

Selesai sarapan dan bersih-bersih, Ugur mengajak kami berkeliling Istanbul. Harusnya hari ini Ugur ada kelas, namun dia bolos karena menemani kami (dan katanya kelas itu membosankan), aaiiiihh :").
Kami berkeliling Istanbul dengan berjalan kaki. Tujuan pertama money changer, untuk kehidupan selama di Turki. Yup, lira tidak tersedia di money changer Indonesia (mungkin ada di money changer tertentu) jadi kami membawa USD atau Euro dari tanah air. Kurs hari itu 1 USD = 2, 17 TL, 1 Euro = 2,9 TL. Kalau di rupiahkan 1 Lira kurang lebih Rp.5500,00-Rp 6000,00 (kurs berubah setiap hari dan berbeda di tiap kota). USD dan Euro juga diterima di beberapa toko dan tourist attraction di Turki, biasanya dihitung 1 USD = 2 TL, 1 Euro = 2,75 - 3 TL.

Istanbul kota yang padat, cukup banyak orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan. Cuaca hari ini matahari bersinar terik, namun udara dingin dan sedikit berangin. Kami semua memakai coat/jacket disertai scarf. Kami berjalan melewati jalan utama, kampus Ugur, toko buku sekitar kampus (ala ala Kwitang di Jakarta) menuju Sultanahmed. Sultanahmed daerah yang ramai, karena museum dan objek wisata lainnya banyak terdapat disana. Hagia Sophia dan Blue Mosque, yang menjadi ikon pariwisata Istanbul terletak di Sultanahmed dan letaknya berseberangan.

Andro, Ntri, Andre, Ika, Opet, and Ugur, photo stop in front of  Hagia Sophia (photo by Radit)
 Andre- Ntri ga kalah sama Dude-Alyssa :p
Hagia Sophia dan museum lainnya akan kami kunjungi di hari terakhir setelah kembali dari kota-kota lain. Hari ini tujan kami ke Blue Mosque terlebih dahulu. Tiba di Blue Mosque tepat saat waktu shalat zuhur, kami yang muslim pun melaksanakan shalat zhuhur di Blue Mosque.

Blue Mosque atau Sultan Ahmed Mosque/Sultan Ahmed Camii in Turkish, disebut blue karena interior dalamnya berwarna biru. Mesjid ini buka setiap hari untuk tourist, namun ditutup selama waktu shalat. Tempat wudhu berada di luar gedung, dilengkapi kursi, dan airnya sangat dingin. Untuk masuk Blue Mosque diwajibkan menutup aurat (hijab dan kain untuk menutupi kaki untuk wanita) dan melepas alas kaki. Kantung plastik dan hijab/kain disediakan di pintu mesjid. 


Opet and Ugur in front of Blue Mosque

Ntri berwudhu

Inside Blue Mosque

Setelah adzan selesai, semua shalat masing-masing. Saya bingung apakah disini memang tidak ada shalat berjamaah atau bagaimana. Akhirnya kami pun shalat masing-masing dan melanjutkan perjalanan. Ugur mangajak kami mengelilingi komplek Sultanahmed, melewati Hagia Sophia, Topkapi Palace, Archelogical Museum, dan taman-taman disekitarnya. Baguuusss bangeeett, suasana musim semi, tulip dan bunga-bunga bermekaran dimana-mana!!

Ugur, Ntri, Ika, and the purple flowers
Opet, Andro and Tulips

Andre, Radit, Andro, Ugur, Ika, Ntri (photo by Opet) on the way to Topkapi

Tujuan berikutnya adalah Bosphorus Cruise from Eminonu. Dari Sultanahmed kami diajak berjalan kaki juga oleh Ugur, sembari melewati Grand Bazaar dan Spice Bazaar. Tertarik sih untuk melihat-lihat lebih jauh, tapi baru hari pertama masa udah belanja? hahaha


Grand Bazaar (photo by Ugur)

Banyak perusahaan yang menawarkan Bosphorus Cruise, kami mempercayakan Ugur untuk memilih. Dapatlah tiket cruise seharga 12 TL, dan akan berangkat dalam 15 menit, fiuuhh pas banget.

Menurut hasil pencarian di dunia maya, best view of bosphorus cruise bisa didapat dengan mengambil tempat duduk di sebelah kiri kapal. Kami pun mengambil tempat di sebelah kiri, di bagian kapal yang semi terbuka di atas. Kapal pun berangkat, angin bertiup kencang, pemandangan indah perpaduan Asia dan Eropa terpampang di hadapan kami. Maksudnya mau lihat pemandangan tapi nggak tahan juga lama-lama kedinginan, hahahaha masuklah ke bagian yang indoor di bawah.



Opet with New Mosque at the back
di sekeliling kapal banyak ubur-ubur

Dolmabahce Palace


View from the cruise (don't forget to choose the left side)
freezing selfie (taken by selfie stick aka tongsis)

Kapal kembali ke Eminonu setelah melintasi bosphorus cruise kurang lebih selama 1,5 jam. Turun dari kapal saya penasaran dengan kapal yang bergoyang heboh di tepi dermaga, yang ternyata menjual roti isi ikan (fish bread) yang dalam bahasa Turki disebut Balik Ekmek. Roti berisi ikan panggang utuh dilengkapi dengan selada, timun, tomat, dan irisan bawang bombay. Termasuk salah satu makanan yang patut dicoba di Turki. 1 porsi harganya 6 TL, rasanya kalau saya sih suka, the fish taste like home, kaya ikan selar masakan Indonesia menurut Opet.

one of fish bread store

Tujuan selanjutnya adalah Balat Street, daerah Jewish di sisi Eropa Istanbul. Ciri khas Balat adalah bangunannya yang berwarna-warni. Kami tertarik kemari karena foto-foto di instagram @sert_mehmet di balat street tampak keren. Kalau menurut Ugur disana biasa saja dan daerahnya cenderung bronx. Namanya penasaran tetep dilanjutkan, kembali dengan berjalan kaki, cukup jauh dan tanjakan, sehat..sehat...
Sempat bingung mencari the exact place seperti di foto, untung ada Ugur yang menunjukkan jalan dan bertanya pada orang-orang sekitar sampai akhirnya ketemu lokasinya. Sense of art saya kurang tinggi untuk bisa menangkap gambar yang bagus disini, yang lain tampaknya bisa dapat foto-foto bagus.

Balat Street (photo by Ntri)

tongsis moment 

Sudah sore, perut mulai lapar. Kami mencari restaurant di sekitar sini, dan masuklah ke salah satu restaurant Turki. Ugur yang vegetarian makan something seperti nasi dan sayur-sayuran berbumbu, kami semua pesan Doner (daging kebab di dalam roti). Roti di Turki semuanya keraasss. I wish I'm not wearing braces deh inii. Makan sore ini pun ditraktir Ugur, terima kasih banyaak Ugur :')

Langit mulai gelap, dan malam ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju Cappadocia. Salahnya kami belum memesan bus karena tadinya berfikir akan beli on the spot dan tidak menemukan loket nya di airport. Sebenarnya Ugur ingin mengajak kami ke Taksim Square, namun waktu sudah mepet, jadi kami kembali ke apartment dan Ugur menelfon perusahaan bus penyedia jasa angkutan ke Cappadocia. Sebenarnya dari Jakarta sudah cek jadwal untuk bus Metro keberangkatan pukul 22.00 tapi ternyataaa sudah full kursinya, panik! Dan dengan baik hatinya Ugur menelfon perusahaan-perusahaan lain, sampai akhirnya pilihan jatuh ke bus Nevsehir, keberangkatan pukul 21.00. We are in a hurry!!

Keluarga Ugur memang semuanya baik hati, sebelum berangkat pun kami dipersilahkan minum teh dan makan kudapan terlebih dahulu. Kali ini ada adik perempuan Ugur juga, sudah pulang dari kuliah. Setelah makan dan minum buru-buru (panas pula) dan beres-beres buru-buru, menuju stasiun metro pun dengan berlari. Yap, untuk menuju terminal bus (Otogar) kami perlu naik metro dari Aksaray - Otogar. Lari-lari, geret-geret koper, that's the art of flashpacking, hehehehe

Alhamdulillah we made it in time!
Tarif bus Nevsehir rute Istanbul - Goreme yaitu 65 TL. Perjalanan pun diimulai, bus nya lumayan enak, ada free wifi juga. Millions thanks to Ugur and family, see you later Istanbul :)

with Ugur and his mom (photo by Ugur's sister)

Beberapa fakta yang saya dapat di Turki (esp Istanbul) :
  1. Warga Turki minum kopi/teh dalam keadaan panas berasap, kalau sudah adem sedikit harus diganti karena menurut mereka sudah tidak nikmat.
  2. Selain Istanbulkart, ada juga Akbil (smart ticket) sebagai pass untuk transportasi. Bentuknya seperti gantungan kunci bermagnet button. Mulai dipakai sebagai pengganti card, namun belum semua stasiun menyediakannya.
  3. Tempat wisata di Istanbul tutup di hari tertentu, seperti Hagia Sophia di hari senin, Topkapi Palace di hari selasa, dan Grand Bazaar di hari minggu. Pastikan jadwalnya dengan benar yaaa :) 
  4. Transportasi dalam kota Istanbul tersedia metro (underground), tram, bus, dan ferry
  5. Transportasi darat antar kota ada train dan bus, namun bus lebih berkembang dan lebih banyak tersedia. Beberapa perusahaaan bus yang populer di Turki (dan sering saya lihat di jalan/terminal) antara lain : KamilKoc, Metro, Nevsehir, Pamukkale
  6. Di Istanbul, dan kota lain di Turki, banyak sekali kucing dan anjing liar di jalan. Sebagai anak yang takut anjing saya merasa insecure :(. Tapi sejujurnya kucing dan anjing liar disini sehat dan bagus-bagus, bulunya tebal, gemuk, dan tampak terawat. Sepertinya pemerintah kota memelihara mereka walaupun dibebaskan di kota. Di perjalanan menuju Eminonu saya melihat anjing dan kucing makan daging berbantuk slice yang pastinya diberikan oleh seseorang disitu. Waaah pantas sehat yaa, makannya daging bagus..
Ok, it's a wrap for day 1, iyi geceler....

No comments:

Post a Comment