Wednesday, June 12, 2013

When in ROME

Buongiorno.. *dengan aksen Italy*

Hari kedua di Roma kami rencanakan untuk city-touristic-tour.
Kami sarapan pagi dulu di La Casa di Amy. Karena ini Bed&Breakfast, konsepnya seperti apartment yang kebetulan ruang makan tepat di depan kamar kami *makanya kemarin bisa ambil cemilan dengan mudah*. Saya setuju dengan review review di TripAdvisor yang mengatakan sarapan di sini excellent. Yup, walaupun tak ada nasi saya kenyang dan puas sarapan, karena ada scrambled egg, bermacam-macam keju, berbagai macam roti, dan buah-buahan. Untuk selain sudah pasti ada Nutella, my fave yang memang berasal dari Italy.

Oiya karena besok kami akan meninggalkan kota Roma di pagi hari saat waktu breakfast belum mulai, kami meminta early breakfast pada pengelola. Beliau bilang nanti malem sarapan akan diantar ke kamar kami. Baiklah :) 



Breakfast

Selesai sarapan dan rapi-rapi kami menuju Termini Station untuk memvalidasi Eurail Pass dan melakukan reservasi untuk kereta menuju Verona esok hari. Di Termini ternyata antrian untuk validasi Eurail Pass lumayan panjang, ternyata banyak juga turis yang sedang liburan, hehe tapi ga ketemu orang Indonesia, Asia yang sering lihat dari Jepang dan Korea. Setelah dilakukan validasi, Eurail Global Pass kami sudah siap digunakan. Kami melakukan reservasi untuk perjalanan ke Verona esok hari dengan kereta cepat Frecciabianca dan reservasi pula untuk lusa (17 Maret) kereta dari Milan ke Arth-Goldau. Biaya reservasi masing-masing tiket/orang yakni € 10. Karena reservasi tanggal dan jam harus tepat, yup kami memang sudah searching dan menentukan akan menggunakan kereta pukul berapa untuk setiap perpindahan kota sejak di Jakarta, sehingga tidak bingung lagi saat reservasi dan harus tertib terhadap jadwal. *eheemm sebenarnya bagian searching all about transportation is Dewi's, she is really great about it, love u sist*

Setelah urusan reservasi beres, kami menuju sisi barat laut Termini Station yang merupakan terminal bus dan terdapat loket pembelian hop-on hop-off bus. Atas saran pengelola B&B kami memilih menggunakan hop-on hop-off bus ketimbang menggunakan transportasi umum di Roma, lebih efektif menurutnya.
Ada beberapa perusahaan penyedia jasa hop-on hop-off, kami memilih Green Line Tour (GLT) atas rekomendasi penjual tiket dan kebetulan memang yang paling murah ^^v. Untuk One day ticket di low season yang perlu kami bayar yaitu  € 18/orang sudah termasuk earphone dan audio guide di dalam bus.

Start tour dimulai dari halte pertama di Terminal Termini. Melewati pemberhentian ke 2 di Santa Maria Maggiore, lalu pemberhentian ke 3 di Colosseo atau Colosseum, kami turun disini. Layaknya kegiatan turis pada umumnya, berkeliling dan taking photos di amphitheater zaman kerajaan Romawi ini. Kami memutuskan untuk tidak masuk ke dalam Colosseo demi penghematan entry fee dan berhubung Colosseo bolong-bolong jadi bagian dalamnya terlihat dari luar ^^v. Oiya di Roma saya mengalami sindrom cuaca ekstrim, bibir dan kulit kering serta kemerahan di beberaoa bagian :'(. Bibir kering bikin senyum aneh dan foto2 nggak oke :'( hiks jadi disini akan lebih banyak foto objek dan foto Dewi my travelmate :D

Arco de Constantino
Dewi & Colosseo

the amphitheater of ancient Roman

Puas berkeliling dan foto-foto kami kembali ke pemberhentian bus. Ternyata di pemberhentian selain banyak turis banyak pula pihak penyedia jasa hop-on hop-off dari berbagai perusahaan yang menawarkan jasa tour nya. Tujuan kami berikutnya di pemberhentian ke 4, yaiku Circo Massimo (Eng : Circus Maximus).

Circo Massimo merupakan racing stadium pada zaman Romawi kuno. Saat ini tampilannya seperti lapangan luas memanjang. Tidak begitu banyak yang bisa dilihat disini. Bila bukan musim dingin tempat ini tepat untuk jogging atau sekedar duduk-duduk santai.

Circo Massimo *ada juga pengunjung yang jalan2 di tengahnya*

Entah mengapa bus datang agak lama, dingiiiiinn..
Setelah bus datang kami memutuskan untuk langsung menuju ke Vatican di pemberhentian ke 7. Bus melewati Piazza Venezia dan Castel Sant'Angelo (kami akan mengunjunginya nanti).

Wuaaa.. kami pindah negara dalam sekejap, hehehe..
Bus melewati Piazza San Pietro (Eng : St. Peter's Square) sebelum kemudian berhenti. Piazza San Pietro ramai pengunjung yang mengantri untuk masuk ke dalam Basilica di San Pietro (Eng : St. Peter's Basilica). Antriannya panjaaaaang sekali, hampir 1 putaran piazza. Saya dan Dewi yang tadinya ingin masuk ke dalam jadi membatalkan niat. (.__.)

Polisi Vatican, lucuuuu :3

Masih dalam euforia pergantian Pope, media pun ramai berkumpul disini. Kameramen bertebaran, reporter yang mewawancarai pengunjung, kru televisi beserta segala macam perlengkapannya. Wuiiih...


segala perlengkapan stasiun televisi

salah satu reporter dan kemeramen, nampaknya pria ini orang ternama

Saya dan Dewi menuju ke tengah untuk mengambil gambar dan berkeliling sambil memandang ke atas ala ala Robert Langdon dalam film Angels&Demons. :p
Subhananallah dari luar saja bangunan berarsitektur Renaissance yang merupakan gereja Katolik terbesar di dunia ini sungguh indah. :')


antrian yang sampai melingkar
Basilica di San Pietro in Vaticano

sedang banyak renovasi

berharap Paus muncul
arah mata angin *ceritanya kaya di Angels&Demons*

Mataharinya silau sekali disini, terik, tapi udaranya dingin.. :|
Lanjut perjalanan ke Fontana di Trevi alias Trevi Fountain di permberhentian ke 9, melewati Piazza del Popolo di pemberhentian ke 8. Trevi Fountain tidak terlihat dari jalan raya. Untuk mencapai harus jalan ke dalam jalan kecil khusus pejalan kaki melewati bermacam toko dan restaurant. Ada petunjuk jalannya kok jadi tidak akan tersesat :)

iklan dikit, tadi lihat mobl polisi mungil ini di jalan :) 

Dan voila...the largest and the most famoust Baroque fountain in the world, here we come..
Trevi Fountain ramai akan pengunjung yang berfoto, melempar koin, atau sekedar duduk-duduk. Kalau lihat keramain begini kami langsung waspada akan tas dan barang bawaan. Konon katanya bila kita melempar koin membelakangi Trevi Fountain, suata saat kita akan kembali lagi ke kota ini. Waah amiiin.. Saya dan Dewi pun melakukan ritual wajib tersebut. Dewi melempar koin 1 Penny (Poundsterling) dan saya melempar koin Rp 500,00 kuning *anak irit* ^^v Kurang afdol saya melempar lagi koin 1 Cent (Euro) *tetep irit* ^^v


Fontana di Trevi
Oke saya ga bisa senyum normal 

Sudah siang, perut mulai lapar. Mau makan di sekitar sini nampaknya mahal. Akhirnya kami kembali ke Termini dan mencari makan di sekitar stasiun dan penginapan. Dari Trevi Fountain ke Termini kami duduk di bagian atas bus, ceritanya menikmati pemandangan, tapi anginnya dingin yaa...

pohin jeruk di tepi jalan raya, ada di sepanjang jalan lho

Kali ini pertimbangan restaurant adalah yang ber-wi-fi. Ya sayang sekali di penginapan kami sedang ada troble pada wi-fi sehingga sehari kemarin tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga di tanah air dan kesulitan untuk searching about Rome. Pilihan jatuh pada sebuah Pizzeria tak jauh dari restaurant Pastarito kemarin. Restaurant nya simple but classy. Kami pesan pizza margherita 1 berdua. Ukuran pizza tidak terlalu besar menurut saya. Kebetulan mbak Dewi makannya sedikit dan saya makannya banyak, 1 loyang pizza dibagi 2 Dewi tidak habis sedangkan saya masih lapar, jadi saya yang habiskan deh :p

pizza margherita

Setelah makan mampir penginapan sebentar untuk sholat dan ngemil :p
Lalu lanjut perjalanan ke permberhentian ke 5 untuk mampir ke Spanish Step dan sebuah monumen megah yang kami lihat di jalan tadi.

Spanish Steps yang dalam bahasa Italy disebut juga Scalinata della Trinita dei Monti merupakan tangga lebar-lebar yang menghubungkan Piazza di Spagna (dasar) dan Piazza Trinita dei Monti (atas). Kalau di film Hotaru no Hokari si Hotaru goro-goro (guling-guling) disini, hahaha..

Spanish Steps

Dari Spanish Step kami berjalan menuju bangunan megah berwarna putih. Usut punya usut nama bangunan ini adalah Altare della Patria atau dikenal juga dengan nama Monumento Nazionale a Vittorio Emanuelle II. Sebuah monumen yang dibuat untuk menghormati raja Italy Vittorio Emanuelle II. Bagian dasar monumen ini adalah museum yang menceritakan sejarah Italy. Terdapat pula elevator untuk mencapai bagian paling tinggi dari monumen ini, namun karena berbayar saya dan Dewi lebih memilih naik tangga sampai semacam balkon. Dari situ kami juga dapat melihat Rome's view from above, beautiful :")

Monumento Nazionale a Vittorio Emanuelle II

atau disebut juga Altare della Patria

di ujung tangga ada penjaga

Italian flag and clear blue sky :')

view from above

pedang dan senapan koleksi museum
Tujuan selanjutnya adalah Castel Sant'Angelo. Kastil ini unik karena berbentuk seperti tabung. Kastil ini juga diceritakan dalam film dan buku Angels&Demons, hehehe..
Kami tidak masuk ke dalam kastil karena (lagi-lagi) berbayar dan kami sudah agak lelah karena berkeliling di dalam Monumento a Vittorio Emanuelle II.

bridge to Castel Sant'Angelo

one of the statue
Di dekat Castel Sant'Angelo terdapat taman dan terdapat komidi putar a.k.a carrousel, ada penyewaan sepeda dan segway juga. Saat summer pasti disini ramai sekali. Sembari berjalan-jalan di luar sayup-sayup saya mendengar lagu Kopi Dangdut. Merasa kuping salah saya pun memastikan denga bertanya pada Dewi. Hahaha ternyata benar, seorang seniman jalanan memainkan clarinet dan lagunya Kopi Dangdut!!! Selesai Kopi Dangdut beliau memainkan lagu Italia. Hmmmm... jangan-jangan lagu kopi dangdut mengambil nada lagi Italia.. Anyone know about this? *belum sempet searching*


seniman jalanan yang memainkan lagu Kopi Dangdut

Hari mulai gelap, kami memutuskan untuk kembali ke sekitar penginapan untuk membeli snowglobe. Setelah survey berkeliling ternyata memang disana yang paling murah dan menyediakan beragam model. Kami dapat snowglobe seharga € 5 untuk 2 buah snowglobe. Inilah snowglobe termurah sepanjang perjalanan Eropa. Besok harus beragkat pagi, it means malam ini harus packing.. Yuk mari pulang..

Di penginapan petugas penginapan sudah menyiapkan early breakfast untuk kami, ada berbagai macam roti, selai, yogurt dan susu 1 liter (nantinya susu ini baru dibuka di Paris). Petugas kali ini seorang pria berwajah Asia. Yup ternyata beliau adalah orang Philipina dan tinggal dan bekerja di Roma. Namanya Larry, kami berkenalan dan mengobrol. Larry sejak kecil sudah menetap di Roma bersama kedua orang tua nya, pulang ke Philipina jarang-jarang sekali. Dia menceritakan sebuah tempat menarik di dekat Castel Sant'Angelo, yaaah sayang sekali kami baru bertemu anda sekarang Larry, huhuhu.. Next time kalau ke Roma lagi, hehe kan tadi sudah melempar koin di Fontana di Trevi ;)

Ciao!

No comments:

Post a Comment