Saturday, July 19, 2014

TURKEY : Last day in Istanbul : Basilica Cistern, Spice Bazaar, Eminonu (Ist. Part 3)

Monday, April 14, 2014


Morning....
Jam 07.25 belum pada bangun nih.. tepar karena kemarin pulang larut malam..
Today is the last day of our Turkey trip, we'll gonna back to Jakarta by Malaysia Airlines at 15.10. Masih ada waktu setengah hari yang bisa kami manfaatkan untuk menjelajahi Istanbul. Setelah selesai sarapan, kami mengemas semua barang dalam koper, dan menguncinya sehingga siap langsung angkut nantinya. Sebelum keluar hotel untuk jalan-jalan, kami check out terlebih dahulu dan menitipkan koper-koper, kardus berisi Turkish delight, dan tas tetengan lainnya di luggage room hostel. Kami juga memesan shuttle bus untuk ke airport untuk pukul 12.00. Harga shuttle bus 10TL/orang dan kami diharapkan siap 15 menit sebelum waktu yang ditentukan. 


Good morning from Sultanahmed (photo by Radit)

Pagi ini wilayah Sultanahmed tidak seramai kemarin, karena sekarang hari Senin. Hari ini kami akan mengunjungi Hagia Sophia atau sering disebut Aya Sophia. Hagia Sophia merupakan bangunan bersejarah yang penting baik pada masa Byzantine maupun Ottoman Empire. Awalnya Hagia Sophia merupakan gereja terbesar yang dibangun oleh East Roman Empire di Istanbul, dahulu gereja ini bernama Megale Ekklesia (Big Church). Megala Ekklesia mengalami 3 tahap pembangunan selama masa Konstantinopel. Pada tahun 1453 Konstantinopel diambil alih oleh Ottoman Empire, dan Hagia Sophia pun dijadikan mesjid atas perintah Sultan Mehmet II, yang juga meminta dilakukan renovasi dan rekonstruksi pada bangunan ini. Sultan Mehmet II juga hadir pada Shalat Jumat pertama yang diadakan di Hagia Sophia pada tanggal 1 Juni 1453. 

Pada tahun 1935, presiden pertama Turki yang juga merupakan pendiri Republic of Turkey, Mustafa Kemal Ataturk menjadikan bangunan ini menjadi museum. Hagia Sophia yang memiliki arti Holy Wisdom, tetap menjadi museum hingga saat ini, dan beberapa kali mengalami renovasi, termasuk hari ini saat kami berkunjung, beberapa bagian yang tampak dari luar sedang dilakukan renovasi. Karena pernah menjadi gereja dan mesjid, interior Hagia Sophia sangat unik karena memiliki kombinasi murad dan kaligrafi. 
Info lengkap dapat dibaca di link berikut ayasofyamuzesi.gov.tr/en dan wikipedia.Hagia_Sophia


Hagia Sophia dengan karakteristik dinding merah bata (photo by Radit)

Tapi kok sepinya bikin feeling nggak enak yaa.. Dan benar saja ternyata Hagia Sophia tutup!! Tertera tulisan "Closed on Monday" OH NO bisa-bisanya missed hal seperti ini T_T 
Entah kenapa dari kemarin saya sangat yakin kalau Hagia Sophia tutup pada hari Selasa, padahal Opet sempat nyeletuk kalau Hagia Sophia tutup hari Senin. Tapi Opet juga tidak terlalu yakin, jadi tidak mempertahankan pendapatnya, yang lain juga semuanya lupaa total, hiksss...

Daripada sedih berlama-lama, kami menuju seberang jalan menuju suatu museum yang menarik minat saya karena disebutkan dalam novel terakhir Dan Brown yang berjudul Inferno. The Basilica Cistern, atau dalam bahasa Turki disebut Yerebatan Sarayi (sunken palace : istana tenggelam) atau Yerebatan Sarnici (sunken cistern : waduk tenggelam) merupakan waduk paling luas diantara ribuan waduk-waduk kuno yang ada, dan berada di bawah tanah Istanbul (Konstantinopel pada zaman itu). Untuk masuk ke museum ini dikenakan biaya 10TL, tidak termasuk dalam Museum Pass karena beda pengelola. Museum beroperasi pukul 09.00 - 18.30.

Setelah melewati pemeriksaan tiket, pengunjung perlu menuruni tangga untuk menuju museum, karena museum ini berada di bawah tanah. Pada masa Byzantium, cistern ini berada di bawah Stoa Basilica, salah satu square terluas diatas First Hill of Constantinople, serta digunakan untuk menyimpan air yang nantinya disalurkan untuk Great Palace dan bangunan di sekitarnya. Basilica Cistern memiliki lebar sekitar 138 meter dan panjang 65 meter, atapnya disangga oleh 336 pilar marmer yang disusun dalam 12 baris dengan tinggi masing-masing 9 meter.


tiang-tiang marmer

ancient cistern

Di dalam Basilica Cistern hanya terdapat penerangan berupa lampu-lampu kecil, over all di dalam sini remang-remang dan lembab. Di dalamnya masih menjadi tempat penampungan air, dan ada ikan (tampaknya ikan koi) yang hidup di dalamnya. Jalan untuk pengunjung menyerupai jembatan diatas bendungan. Hati-hati berjalan, karena di beberapa bagian lantainya basah dan licin. Kami berjalan terus menuju ke kiri atau ke arah barat laut dari cistern. Di ujung ruangan terdapat pilar ikonik dari cistern ini, yakni pilar dengan kepala Gorgon Medusa--makhluk dalam mitologi Yunani yang memiliki rambut berupa ular dan siapapun yang melihatnya akan menjadi patung batu--didasarnya. Terdapat 2 kepala Medusa, kepala miring 90 derajat dan kepala terbalik. Asal-usul dan makna kepala Medusa dalam cistern ini tidak diketahui. Dalam Inferno - Dan Brown, klimaks cerita terjadi di lokasi kepala Medusa ini.


90 degrees Medusa's head

Inverted Medusa's head

Karena gelap, cukup sulit untuk mengambil gambar di dalam museum ini. Suasananya agak mistik di dalam sini, dan dingin, untung saya tidak masuk sendirian. More about Basilica Cistern http://yerebatan.com/  dan  wikipediaBasilica_Cistern


(photo by Andro)

city of the world direction

Selesai mengunjungi Basilica Cistern, kami menuju stasiun tram Sultanahmed, dengan tujuan ke Eminonu. Yup, tujuan kami berikutnya adalah Spice Bazaar, untuk berbelanja, hehehehe.. Turun dari stasiun tram, kami melewati New Mosque dan sampailah ke Spice Bazaar atau Misir Carsisi. 


cute white cat (photo by Radit)

Tujuan utama adalah membeli kacang-kacangan untuk dibawa pulang ke Jakarta. Opet masih penasaran dengan Apricot Seeds yang sulit ditemukan dimana-mana, selain di Cappadocia waktu itu. Kami mampir di salah satu toko kacang-kacangan, yang ternyata juga tidak menyediakan apricot seeds. Bapak penjaga toko sangat ramah, beliau mempersilahkan kami mencicipi semua kacang dan menyeduhkan apple tea. Saya, Opet, dan Ntri pun membeli pistachio 500 gram, saya juga membeli mix nuts yang berisi hazelnut, kacang mede, kacang tanah besar, dan kacang-kacang yang saya tidak tahu namanya. Si bapak sembari tetap menawarkan dagangan lainnya, yaitu bermacam-macam teh dan parfum. Opet yang memperkenalkan diri sebaga Diana, sudah akrab sekali dengan bapak itu ;D

Setelah menanyai beberapa toko kacang, akhirnya kami menemukan 1 toko yang menjual apricot seeds. Toko ini cukup besar dan sudah punya nama. Packagingnya lebih bagus dibanding toko-toko lainnya. Saya juga membeli 500gram apricot seeds, sembari mencicipi berbagai macam kacang, hehehehe ^^


nuts

bapak penjaga toko (photo taken by mas-mas penjaga toko)

Di Spice Bazaar ini pula akhirnya saya menemukan barang yang saya cari. Gelang Turki yang terbuat dari semacam metal, saya pernah diberi oleh-oleh gelang ini oleh adik saya dan teman saya, tapi sudah putus :( Setelah beberapa hari selama di Turkey tidak menemukan dimanapun akhirnya ketemu disini, murah meriah pula, hihihii seneng deh borong banyak sekaligus untuk oleh-oleh :D Di toko yang sama juga banyak gantungan kunci murah meriah, yang lain juga ikutan belanja deh, hahahaha...

Waaaa tak terasa sudah hampir jam 11. Done for Spice Bazaar! Di perjalanan keluar Spice Bazaar kami melewati toko kacang pertama lagi, dan si bapak penjaga melambaikan tangan sambil memanggil "Diana..." hahahaha Opet memang memorable bagi pria Turki ;D

Kami menuju tepi Golden Horn di Eminonu untuk makan siang roti ikan alias balik ekmek. Saya dan Opet masih mencari street food lain yang belum dicoba, inginnya sih kerang, karena waktu hari pertama dan saat di Bodrum tertarik melihat kerang di pinggir jalan. Sayangnya hari ini sudah tidak ada lagi yang berjualan kerang, huhuhu..

Kalau saat hari pertama roti ikannya sharing dan take away, kali ini kami membeli satu-satu dan makan di restaurantnya. Kursi dan mejanya pendek, jadi serasa seperti jongkok. Siang ini ramai juga pengunjung resto roti ikan, untung kami masih dapat tempat.


roti ikaaann (photo by Andro)

Tidak terasa sudah pukul 11.40, kami masih di Eminonu sedangkan shuttle bus ke bandara akan tiba pukul 12.00. Kami berjalan terburu-buru melintasi jembatan bawah tanah menuju stasiun tram Eminonu dan cemas menunggu tram. Tak lama tram tiba, berjalan, dan kami tiba di Sultanahmed. Sudah pukul 11.55, kami masih panik dan berlari menuju ke hostel. Sampai di hostel sudah pukul 12 lewat, shuttle bus masih terparkir di depan hostel. Hufff untung saja kami tidak ditinggal. Sambil memsang muka merasa bersalah kepada supir bus dan penumpang yang lain, kami mengambil koper ke luggage room dan memasukkannya ke dalam bagasi. Tentengan belanjaan masih tercecer kami bawa terpisah. Tak lama bus pun berangkat.

Shuttle bus melewati daerah pemukiman di Sultanahmed kemudian tembus ke sebuah jalan raya di tepi pantai. Kami mengenali pantai dengan hiasan balon-balon di tepinya, sebagai lokasi yang sering muncul di instagram @sert_mehmet . Ternyata lokasinya tidak jauh dari hostel kami, sayang juga tidak mampir kesana.

Tiba-tiba Andre menunjukkan gelagat mencurigakan, seperti terkejut. Saat ditanya kenapa, dia tidak menjawab, hanya berbicara pada Radit yang saya juga tidak dengar apa, tampaknya serius, tapi ekspresi Radit tetap datar. Akhirnya Andre angkat bicara juga, dengan perlahan dia berkata "eh..kardus Turkish delight kita ketinggalan...."

Ups.. Kami semua baru sadar, dan terkejut. Aduuuhh padahal itu kardus posisinya di belakang koper saya tadii, kok bisa yaa jadi terlupakan karena terburu-buru :( Pergolakan batin kami semua, antara merelakan kardus berisi Turkish delight lebih dari 30 kotak senilai jutaan rupiah *lebay* atau kembali mengambilnya. Sebetulnya shuttle bus belum terlalu jauh dari hostel, walaupun lokasinya asing, tapi kalau minta balik nggak enak. Tanpa berpikir lama Andre dan Radit berinisiatif untuk turun dan kembali ke hostel untuk mengambil kardus. Supir bus sempat bingung kenapa dua orang ini turun di tengah jalan, tanpa koper, dan minta ditinggal saja. Saya menjelaskan singkat kepada supir, kemudain perjalanan ke airport berlanjut. Kami semua khawatir dan deg-degan, terutama Andro yang terlihat tertekan karena rombongan kami harus terpisah.

Bus masih berputar-putar menuju beberapa hostel dan hotel untuk menjemput penumpang lain. Kami masih belum tenang, cemas apakah Andre dan Radit nanti akan tiba tepat waktu dan tidak tersesat. Saya pribadi juga cemas, tapi dalam hati yakin kalau mereka pasti bisa menyusul ke airport tanpa nyasar dan tepat waktu. Ya Andre dan Radit memang yang orientasi arahnya paling baik diantara kami semua, InshaAllah bisa kembali ke hostel dan ke airport dengan selamat.

Sekitar pukul 1 kami tiba di Ataturk airport, menurunkan 6 buah koper, kemudian mencari tempat yang layak untuk bebenah dan menunggu. Saat masuk pintu kaca berikutnya sudah gerbang pemeriksaan, tidak ada kursi, tidak ada kios apapun. Akhirnya kami menunggu saja salah satu pojokan yang tidak dilewati banyak orang. Tentengan yang masih tercerai-berai tadi kami masukkan ke dalam koper masing-masing, sebagian ada juga yang nitip-nitip di koper yang masih longgar. Masih khawatir akan Andre dan Radit, Andro mengirim sms ke Radit memberitahukan posisi kami di gate sebelah mana. Kemudian saya dan Ntri menunggu di dalam sekalian menjaga koper, Opet dan Andro menunggu di luar mengawasi bila Andre dan Radit tiba.

Kurang lebih 30 menit kemudian, Andre dan Radit tiba dengan selamat di airport dengan membawa kardus pusaka berisi Turkish delight. Alhamdulillah.. lega banget rasanya semua lengkap lagi :) Mereka bercerita kalau dari tempat turun bus berjalan kaki ke hostel, lumayan jauh jaraknya dan sempat salah mengira sebuah mesjid yang dijadikan patokan jalan, adalah Blue Mosque. Sampai di hostel, si receptionist heran melihat mereka kembali dan memasang tampang curiga melihat kardus besar yang mereka bawa. Mungkin dikira menyelundupkan barang ilegal, hahaha... rasa penasarannya pun terjawab setelah bertanya dan mereka jawab kalau isi kardus itu adalah turkish delight. Andre dan Radit menuju airport menggunakan shuttle bus jam berikutnya, fiuuhh untung saja masih dapat kursi, dan tiba tepat waktu :)

Kami segera mengantri untuk pemeriksaan, yang mengharuskan kami membuka sepatu boots dan jaket seperti saat tiba, lanjut ke meja check in dan megantri kembali di imigrasi yang antriannya panjaaaangg. Lolos imigrasi dan memastikan arah lokasi gate, sembari menghabiskan waktu kami berjalan-jalan melihat duty free stores yang terdapat di airport. Ada Turkish delight yang enak bangett disini, saya jadi icip-icip banyak jenis disini, hehehe..

Waktu sudah menunjukkan waktu open gate, saatnya bergerak dan bersiap memasuki MH31.

Bye Istanbul, bye Turkey.. see you in no time :) I surely wanna visit this country again, someday.

Thank you for the hospitality, the beautiful landscapes, tasty foods, marvelous architectures, the great experiences, the priceless lessons, unforgettable moments, and the amazing trip with amazing mates :)


long flight IST-KUL (photo by Radit)

:)
xoxo
"The Ome-Ome Trip"



No comments:

Post a Comment